Mohon tunggu...
Muhammad Wildan Muntahalyaqin
Muhammad Wildan Muntahalyaqin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa aktif Program Studi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB University. Saat ini sedang menempuh pendidikan pada jenjang S1 dan memiliki minat dalam bidang [bidang minat, misalnya: lingkungan, teknologi, sosial, dll]. Aktif mengikuti kegiatan akademik maupun organisasi kemahasiswaan, serta berkomitmen untuk terus mengembangkan diri dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

IPB University Dorong Ketahanan Pangan Keluarga melalui Program Olahan Maggot di Pulau Tidung

13 September 2025   18:30 Diperbarui: 13 September 2025   18:29 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulau Tidung, Kepulauan Seribu — Dosen IPB University melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat Dosen Pulang Kampung di Pulau Tidung dengan tema “Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Maggot dalam Rangka Peningkatan Ketahanan Pangan Keluarga”. Kegiatan ini berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Pulau Tidung sebagai upaya mewujudkan sistem pengelolaan sampah terpadu berbasis komunitas.

Pulau Tidung merupakan salah satu pulau berpenghuni di Kepulauan Seribu yang dikenal sebagai destinasi wisata populer dengan panorama alam dan jembatan ikoniknya. Namun, meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan juga membawa tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Selama ini, sampah hanya dikumpulkan dan dikirim ke daratan Jakarta, sehingga membutuhkan biaya besar dan belum menyelesaikan persoalan dari hulu.

Melalui program ini, dosen IPB University memperkenalkan pengolahan sampah organik dengan bantuan maggot (larva lalat BSF). Maggot berperan sebagai agen pengurai alami yang mampu mengurangi volume sampah sekaligus menghasilkan produk bernilai tambah, seperti pupuk kompos yang berperan menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan. Selain itu, hasil olahan maggot kering juga dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif atau dipasarkan sebagai komoditas bernilai ekonomi, sehingga memberikan peluang pendapatan tambahan bagi masyarakat.

Sebagai bentuk aplikasi nyata, tim juga menyerahkan bibit pepaya calina, varietas lokal unggulan yang dikembangkan IPB University. Bibit tersebut ditanam dengan dukungan pupuk kompos hasil pengolahan maggot di Pulau Tidung. Langkah ini diharapkan menjadi contoh siklus berkelanjutan dalam mengelola sampah sekaligus meningkatkan ketahanan pangan keluarga masyarakat setempat.

Menurut Pak Bayu Sudiana, pembina program, pengolahan sampah dengan maggot tidak hanya mengurangi penumpukan sampah, tetapi juga mendorong lahirnya sumber ekonomi baru bagi warga Pulau Tidung. Sementara itu, Ir. Nindyantoro menekankan bahwa integrasi maggot dan pemanfaatan pupuk kompos untuk budidaya pepaya calina merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Program ini diharapkan dapat menjadi model pengelolaan sampah terpadu yang aplikatif, berkelanjutan, serta memberikan manfaat ganda yaitu menjaga keindahan Pulau Tidung sebagai destinasi wisata dan meningkatkan ketahanan pangan keluarga nelayan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun