Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memulai dari Nol

8 Agustus 2022   07:18 Diperbarui: 8 Agustus 2022   07:18 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Memulai Dari nol

By: M. Saiful Kalam

Nol merupakan bilangan yang netral. tidak positif dan juga tidak negatif. Nol adalah lambang dari tidak ada. Artinya, sebelum adanya angka 1 sampai 9, semua bermula dari nol. 

Aku ingat, saat dulu mulai dilahirkam ke dunia yang baru ini. Aku sama sekali tidak mengetahui dan tidak bisa melakukan apa-apa, alias nol. Kemudian, adanya kedua orang tuaku yang mengajariku mulai dari merangkak, berjalan, mengeja, makan, dan banyak ilmu lainnya. Nah, aku sekarang tidak menjadi nol lagi, melainkan empat bahkan lebih. 

Di usiaku tang tujuh tahun, aku memasuki sekolah dasar. Aku sama sekali tidak punya teman, alias nol. Kemudian, guru yang ada di sana mulai mengenalkan semua murid dan mengajak mereka semua untuk saling mengenal. Aku sebenarnya orangnya penakut saat berkenalan dengan orang lain. Meskipun begitu, aku tetap berusaha mengingat nama dan wajah teman temanku yang ada di sana. Aku sekarang tidak menjadi nol lagi, melainkan empat bahkan lebih.

Di sekolah dasar, aku sama sekali tidak tahu pengetahuan yang ada, alias dari nol. Kemudian, guru mengajariku ilmu pengetahuan yang banyak, mulai dari bahasa, matematika, pkn, ips, seni budaya, dan ilmu pengetahuan lainnya. Dari situ, aku lulus menjadi alumni tidak lagi menjadi nol, melainkan lima bahkan lebih. 

Enam tahun kemudian, saat aku menginjak sekolah menengah atas, aku mencoba mengikuti satu organisasi yang menurutku cocok untukku. Aku dulu orangnya sangat tidak menyukai sebuah perkumpulan. Namun, entah kenapa aku mulai berpikir bahwa aku harus mencoba sesuatu yang baru untuk bekal masa depanku. Akhirnya, aku pun masuk organisasi baru, alias mulai dari nol. Aku mulai diajari dan dikenalkan oleh kakak tingkat dan guru mengenai hal-hal yang ada di organisasi, seperti administrasi, keuangan, sie di dalam organisasi, program kerja, dan banyak hal lain. Akhirnya, aku tidak menjadi nol lagi, melainkan 4 bahkan lebih.

Kemudian, menginjak mahasiswa, aku sebenarnya sudah memiliki bekal yang bekal yang banyak, seperti bekal ilmu pengetahuan, keterampilan, organisasi. Aku pun mencoba hal yang baru lagi, yaitu bekerja menjadi seorang marketing, alias memulai dari nol. Aku sama sekali tidak pandangan mengenai pekerjaan dan pengalaman sebelumnya. Namun, seiring berjalannya waktu, aku mulai mengenal dan paham dengan pekerjaanku ini. Teman-teman sepekerjaanku sangat membantuku sekali dalam pekerjaanku ini. Mereka mengajariku supaya menjadi seorang marketer yang baik dan benar ketika berhadapan dengan customer. Mereka juga banyak bercerita mengenai pengalaman kerja mereka sebelumnya. Akhirnya, aku sekarang sudah tidak menjadi nol lagi, melainkan dua bahkan lebih. 

Memulai dari nol bukanlah sebuah kesalahan, melainkan itu sebuah keniscayaan. Yang salah itu ketika kita berhenti untuk melangkah, maka sejatinya kita benar-benar menjadi nol saat itu. Ada hal baru di dunia ini yang memang kita tidak ketahui sebelumnya, bahkan seorang ayah dan ibu  akan menjadi nol ketika ia mencoba untuk mengasuh anaknya. Juga seorang kakek dan nenek akan menjadi nol ketika ia menjadi sosok yang dituakan dalam keluarganya.

Bahkan orang yang dengan gelar profesor atau presiddn sekalipun akan memulai dari. nol ketika ia mejabati jabatam tersebut. Bagaimana sikap seorang profesor atau presiden saat iti berhadapan dengan masyarakat. Bagaimana mereka bisa membawa manfaat dengan ilmu dan pengalaman yang mereka miliki. Itu semua tentu dimulai dari nol. Mereka bisa disebut dengan profesor dan presiden sebab masyarakat memang mengakui keahilan mereka, yang artinya mereka harus benar-benar melangkah agar tidak menjadi nol agar bisa mendapatkan pengakuan itu.

Sehebat-hebatnya orang, kalau ia meremahkan dan melupakan apa pentingnya memulai dari nol, maka ia sejatinya tidak menjadi hebat, melainkan nol. Orang yang memulai dari nol-lah justru menjadi orang hebat. 

Blitar, 11012021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun