Mohon tunggu...
Muhammad Reza Santirta
Muhammad Reza Santirta Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Dirayu Cewek Asing

2 Desember 2019   23:03 Diperbarui: 2 Desember 2019   23:06 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang pria berbadan tanggung berjalan di sekitar koridor kampus. Suasana kampus yang ramai orang menjadi normal di hari itu. Ia hanya menyapa seperlunya apabila bertemu seseorang. Selebihnya, hanya diam. 

Hari itu memang agak berawan. Baju groovy kotak biru hitam serta celana jeans hitam berlekuk itu membuatnya tampak menawan. Namun, sikap diamnya terkadang membuat orang sekitar enggan mendekatinya. 

Ia hanya bersandar di sebuah pagar koridor di depan kelas. Kebetulan, kelas di kampusnya menghadap ke lapangan luas. Di depan gedung pria berbadan tanggung itu, ada sebuah gedung milik fakultas seni. 

Tiba-tiba, sebuah tepukan membuyarkan lamunannya. Kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan secara spontan. Matanya nanar menghadap siapa saja yang membuat hari-harinya terganggu. 

Kepalanya langsung menoleh ke siapa yang menyambut dirinya dengan tepukan. Matanya langsung bersitatap dengan mata seseorang yang memiliki alis lentik. Baju terusan bermotif bunga dan rok selutut itu membuat matanya langsung silau. 

"Kamu siapa?" 

"Hai Yoni, apa kabar. Kamu kaget ya. Hehe." 

"Tentu saja aku kaget. Sambutanmu tiba-tiba aja. Ku kira ada orang minta duit atau siapa." 

"Tenang saja. Aku di sini hanya ingin menemani kamu." Katanya sambil mengibaskan tangannya. 

Pria pendiam itu mulai menemukan kebahagiaan setelah sekian lama tidak pernah mendapatkan seorang wanita pujaan pun. Yoni tak pernah membayangkan akan terjadi hal semengesankan ini. Rayuan itu membuat hatinya semakin berbunga. 

"Oh ya, namamu siapa?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun