"Iya, kamu kan pemalu. Coba sekali-kali dekati dan bilang, 'Aku cinta kamu.' Pasti dia akan menjadi pacarmu seumur hidup. Syukur-syukur, istrimu." Ucap temannya yang satu lagi. Ia berbadan kurus dan pendek.Â
"Aku enggak kenal dengan gadis itu. Tiba-tiba saja dia langsung bilang, 'aku cinta kamu' sama aku." Timpal Yoni membela diri.Â
"Sudahlah, dia itu memang suka sama kamu. Makanya, dia berani jauh-jauh ke sini." Ucap seorang teman yang berbadan tegap.Â
"Ada yang aneh dengan cewek itu. Bagaimana mungkin ada gadis yang berani dekat-dekat dengan pria tak dikenal. Kalau ditipu bagaimana dengan cewek itu."Â
"Yoni, itulah yang namanya pengorbanan." Ucap pria berbadan tegap.Â
Pria pendek itu langsung tertawa terbahak.Â
"Hahaha...." Tawa mereka berdua bersamaan.Â
"Ada-ada saja."
Yoni merasakan ketidaknyamanan dengan dialog itu. Ia langsung mengejar gadis tak dikenal itu. Pria berbaju groovy itu mengelilingi beberapa gang koridor untuk menemukan keberadaannya.
Ia tak menemukan siapapun di sekitar koridor kelas. Bahkan, pencariannya sampai ke fakultas seni.Â
Ia bertanya kepada beberapa orang yang mengenal gadis bernama Andini. Setiap orang yang ditemui tidak mengetahuinya. Bahkan, para mahasiswi yang ia temui tidak satu pun mengetahui keberadaannya. Yoni menatap ke sana kemari sambil berharap menemukan gadis asing pujaannya.Â