Mohon tunggu...
Mh. Ramadhan
Mh. Ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Penulis lepas tak terkendali

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wanita Bergaun Sunyi

28 Agustus 2018   20:53 Diperbarui: 28 Agustus 2018   21:30 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari pecah

Dua wanita menyeruak bertelanjang paha
Dadanya busung mengusung beban
Hidup ini sudah tak normal,bisiknya
Digibaskan tangan kanannya

Merintik mengepingkan bilangan diselembaran uang ribuan
Angkah normal untuk sebuah kehidupan
Dipecahkan kembali sunging senyumnya
Higgga tegak menyerupa tiang-tiang listrik ditepi jalan

Matahari redup

Wanita itu merunduk lalu gerimis
Gemuruh di dadanya menandakan perubahan iklim
Kemarau telah tersingkap

Air mata jatuh
Daun --daun meliuk jatuh

Waktu menggigit musim
Nyaris tak terdengar langkahnya
Ia duduk mensejajarkan dirinya dengan kuncup bunga taman

Matahari jatuh
Kecupan di pipinya masih membekas

Jakarta, 2012-2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun