Mohon tunggu...
Muhammad Nauval
Muhammad Nauval Mohon Tunggu... Perawat | Aceh Tulen

Pecinta Kopi Hitam Tanpa Gula

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Kapal Aceh Hebat, Transportasi Massal Berbasis Identitas Budaya

16 September 2025   07:00 Diperbarui: 16 September 2025   12:14 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setidaknya ada beberapa aspek yang bisa kita sisipkan nilai-nilai Aceh ke dalamnya.

Pertama, Menghidupkan Kearifan Lokal di Atas Laut

Sebagai daerah pesisir, Aceh punya hukum yang mengurusi laut, yaitu adat laot. Hal ini bisa kita jadikan rujukan untuk mengatur pengelolaan Kapal Aceh Hebat.

Seperti filosofi nelayan Aceh yang selalu berbagi hasil tangkapan, dalam hal ini kita bisa terapkan dengan saling membantu antar sesama. Hal ini juga bisa diterapkan dalam hal kedisiplinan, bukan hanya soal teknis saja, tapi juga kepedulian keselamatan antar penumpang.

Meski terlihat sederhana, nilai-nilai ini bisa kita terapkan dan menjadi rujukan dalam menjalankan transportasi laut berbasis nilai-nilai adat laot. Hal ini senada dengan hasil penelitian Yulindawati (2017).

Hukum Adat Laot bagi masyarakat nelayan Aceh bukan sekadar tradisi, melainkan sistem kearifan lokal yang ‘ethical, responsible, and sustainable’ dalam pengelolaan sumber dayanya. Prinsip-prinsip ini bisa menjadi fondasi bagi Kapal Aceh Hebat agar tidak hanya mengutamakan efektivitas teknis, tetapi juga integritas budaya dan keselamatan bersama.

Kedua, Identitas Budaya dalam Desain dan Pelayanan

Aceh punya kekayaan seni dan motif yang khas. Dari pinto Aceh yang megah, rencong sebagai simbol keberanian, hingga songket yang penuh makna.

Semua itu bisa diwujudkan dalam desain Kapal Aceh Hebat. Bayangkan jika badan kapal atau eksterior dalamnya dihiasi ukiran khas Aceh, atau interiornya menampilkan kaligrafi indah.

Penumpang tentu akan merasa lebih senang karena dekat dengan budayanya sendiri. Bahkan wisatawan pun akan membawa pulang kesan yang kuat.

Pelayanan juga bisa mencerminkan budaya Aceh. Filosofi peumulia jamee atau yang sering disebut memuliakan tamu sudah lama menjadi identitas masyarakat Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun