Ketika lawan berlari dengan ilmu dan data, kita tak bisa terus bertanding dengan insting semata. Dunia bulutangkis berubah---dan hanya bangsa yang berani beradaptasi yang akan terus berdiri di podium juara.Â
Terakhir, federasi harus membuka diri terhadap evaluasi publik dan akademik. Banyak pihak dari dunia pendidikan, teknologi olahraga, dan fisiologi siap berkontribusi, tapi akses masuk ke sistem pelatnas seringkali terlalu tertutup. Jika Indonesia ingin mengulang masa keemasan, maka waktunya membuka keran kolaborasi lintas keilmuan dan dunia industri olahraga.
Kekalahan di Bangkok bukan akhir, tapi sinyal kuat bahwa status quo tidak lagi relevan. Jika Indonesia ingin menang di Super 750 bahkan Olympic Games, maka Thailand Open 2025 harus dikenang sebagai titik awal revolusi teknik dan manajemen prestasi bulutangkis kita. Dan revolusi itu harus dimulai hari ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI