Di era digital, food vlogger dan jurnalis investigasi kuliner punya pengaruh besar. Satu review bisa bikin antrean membludak atau justru bikin usaha gulung tikar. Makanya, penting banget buat tetap etis dalam memberikan ulasan, terutama kalau tujuannya mendukung UMKM tanpa merugikan usaha lain.
Food review bukan sekadar soal enak atau enggak. Lebih dari itu, ini soal tanggung jawab! So, gimana sih cara nge-review makanan dengan fair tanpa menjatuhkan? Yuk, bahas satu per satu!
1. Jujur Itu Penting, Tapi Jangan Jadi Tukang Vonis!
Jujur dalam review itu wajib, tapi bukan berarti boleh asal menghakimi. Misalnya, kalau makanan kurang gurih, bilang aja, "Bisa lebih mantap kalau ditambah rempah." Bukan langsung bilang, "Ini hambar banget, nggak layak jual!" Kasihan dong yang jualan.
2. Kritik Itu Oke, Asal Ada Solusinya
Kalau ada kekurangan, kasih saran, bukan sekadar nyinyir. Daripada ngomong, "Minumannya nggak enak sama sekali,"Â lebih baik pakai bahasa yang lebih membangun kayak, "Mungkin kalau es-nya dikurangi, rasa minumannya bakal lebih balance."
3. Jangan Cari Sensasi Lewat Drama Kuliner
Zaman sekarang, makin banyak yang sengaja bikin review kontroversial demi viral. Padahal, kalau cuma niat cari perhatian dengan menjatuhkan usaha orang lain, yang rugi bukan cuma penjualnya, tapi juga kepercayaan audiens.
4. Gunakan Diksi yang Netral dan Friendly
Hindari kata-kata yang terlalu ekstrem kayak "GAGAL TOTAL"Â atau "MENDING BUANG AJA!" karena itu bisa berdampak besar bagi usaha kecil. Coba ganti dengan kalimat yang lebih netral seperti, "Mungkin bisa ditingkatkan di bagian teksturnya."
5. Ingat, Rasa Itu Subjektif!