Mohon tunggu...
muhammad faizin
muhammad faizin Mohon Tunggu... PENDAMPING PKH

saya pribadi yang menyukai hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berhentilah sejenak! Sapa, Dirimu Sendiri.

15 Agustus 2025   07:47 Diperbarui: 15 Agustus 2025   07:49 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana pun sibuknya dirimu berhentilah dan mulai menyapa dirimu sendiri. Mulailah mencoba duduk sendiri tanpa tatapan layar hp Dimata, tanpa mendengar suara musik di telinga, tanpa kunyahan makanan di mulut, tanpa sibuknya tangan untuk mengerjakan sesuatu, tanpa memperkerjakan kaki menuju ke suatu tempat . Tanpa menindihkan tulang punggung ke ranjang, dan menaruh batal ke punggung.

Duduk lah dengan tenang, cari tempat untuk memanjakan mata, mendengarkan alunan suara kasih sayang yang tanpa kita sadari selalu terdengar, kita adalah manusia yang sempurna dengan seutuhnya. Jika diam di rumah kamu akan mendengarkan suara indah dari istri yang selalu menyediakan tempat untuk bercerita, anak-anak yang suara manjanya buat candu dan orang tua yang do'anya tak pernah putus.

Kita adalah manusia yang di penuhi kasih sayang, cobalah berhenti sejenak dengan kesibukan yang tujuannya tidak ada ujungnya, meski perjalanan kita sudah jauh belum tentu tujuan kita akan dekat. Nyatanya yang terdekat adalah diri kita, keluarga kita namun, kita tidak pernah puas dengan apa yang kita capai selayaknya manusia yang tidak pernah puas keinginan nya. Kita juga harus berusaha memuaskan diri dengan kehidupan kita sekarang. Urusan dunia tidak perlu dibuat bingung pencapaian nya, jika tidak berhasil sekarang mungkin besok, jika tidak lusa mungkin besoknya lagi dan seterusnya. Namun, urusan akhirat kita hanya dikejar yang tidak pasti yaitu kematian.

Yuk berhenti lah sejenak dari kesibukan, bukannya kita di anugerahkan otak untuk berpikir, berpikir seberapa banyak anugerah yang Tuhan berikan di kehidupan kita. Tidak perlu pencapaian orang lain menjadi standar kehidupan kita, apa yang kita capai harus kita nikmati, jika orang lain mampu beli rokok 1 pak, jika kemampuanmu adalah beli 1 batang nikmatilah. Karena kenikmatan hidup itu karena terbatas, bukan ke berlimpahan.

Sesuatu yang terbatas akan nikmat rasanya, jika kita mampu beli nasi padang 1 bulan sekali akan lebih nikmat, jika bisa beli nasi Padang setiap hari,itulah keberkahan nikmat di balik keterbatasan. Perlu dipahami bahwa Tuhan memberikan kenikmatan hidup dengan keadilannya, nampaknya orang yang tidur di trotoar terlihat mengenaskan timbang orang yang tidur di hotel. Namun nikmatnya tidur tidak akan sama, bisa saja yang trotoar lebih indah ngorok nya timbang yang tidur di hotel dengan stres berat akan kebangkrutan usahanya.

Yuk sapa dirimu bahwa apa yang ada didirimu adalah versi terbaikmu tak perlu dibandingkan dengan kehidupan orang lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun