Mohon tunggu...
Muhammad Erza Farandi
Muhammad Erza Farandi Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - FDIKOM - Pengembangan masyarakat Islam

Hobi berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ringkasan Buku Integrasi Sains dan Agama Bab 5 : Sejarah Ilmu

1 Juli 2025   20:32 Diperbarui: 1 Juli 2025   20:32 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ilmu di Zaman Islam Klasik

Setelah kemunduran peradaban Yunani dan Romawi, dunia Islam bangkit sebagai pusat peradaban dan ilmu pengetahuan pada abad ke-8 hingga ke-14 Masehi. Zaman ini sering disebut sebagai "Zaman Keemasan Islam" (Islamic Golden Age), di mana ilmu pengetahuan mengalami perkembangan luar biasa. Periode ini tidak hanya meneruskan warisan ilmiah Yunani, tetapi juga memperluas dan menyempurnakannya dengan penemuan-penemuan baru.

Ilmu di zaman Islam klasik berkembang pesat di berbagai bidang seperti matematika, astronomi, kedokteran, kimia, filsafat, optik, dan geografi. Salah satu faktor utama kemajuan ini adalah semangat intelektual yang tinggi di kalangan umat Islam yang didorong oleh ajaran Al-Qur'an dan hadis yang menekankan pentingnya ilmu. Ayat-ayat seperti "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu" (QS. Al-'Alaq:1) dijadikan sebagai landasan moral bagi kegiatan ilmiah.

Kota-kota seperti Baghdad, Damaskus, Kairo, dan Cordoba menjadi pusat intelektual yang ramai. Di Baghdad, Khalifah Al-Ma'mun mendirikan Bayt al-Hikmah (House of Wisdom), sebuah institusi riset dan penerjemahan yang mempertemukan ilmuwan dari berbagai latar belakang budaya. Karya-karya Yunani kuno diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan dipelajari secara kritis.

Tokoh-tokoh besar seperti:

  1. Al-Kindi dikenal sebagai "Filsuf Arab" yang memperkenalkan dan mengadaptasi pemikiran Yunani dalam konteks Islam.
  2. Al-Farabi mengembangkan teori logika, etika, dan politik, serta membahas hubungan antara filsafat dan kenabian.
  3. Ibnu Sina (Avicenna) menulis karya ensiklopedis Al-Qanun fi al-Tibb, yang menjadi rujukan kedokteran di Timur dan Barat selama berabad-abad.
  4. Al-Khawarizmi adalah pelopor dalam bidang aljabar, yang namanya menjadi asal kata "algoritma."
  5. Al-Biruni membuat kontribusi besar dalam geografi, fisika, dan metode ilmiah eksperimental.
  6. Ibnu al-Haytham (Alhazen) dianggap sebagai bapak optika modern. Ia menekankan pentingnya metode eksperimen dalam memperoleh pengetahuan.
  7. Ibnu Khaldun sebagai pelopor sosiologi dan historiografi ilmiah dengan karyanya Muqaddimah.

Salah satu ciri khas dari sains Islam adalah pendekatannya yang integratif. Ilmu tidak dipisahkan dari iman, melainkan dipahami sebagai bagian dari ibadah dan pengabdian kepada Tuhan. Para ilmuwan Muslim juga menjunjung tinggi etika ilmiah, seperti ketelitian, kejujuran, dan tanggung jawab sosial.

Selain itu, metode ilmiah mulai berkembang lebih maju. Para ilmuwan Muslim tidak hanya menyalin atau mengomentari karya klasik, melainkan melakukan observasi, eksperimen, dan perbaikan terhadap teori-teori yang ada. Inilah yang membedakan mereka dari tradisi sebelumnya dan menjadikan mereka sebagai pelopor dalam membangun fondasi sains modern.

Karya-karya ilmuwan Islam banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada masa Renaisans dan memberikan pengaruh besar terhadap kebangkitan ilmu pengetahuan di Eropa. Tanpa peran ilmuwan Muslim sebagai jembatan intelektual, banyak warisan Yunani mungkin tidak akan sampai ke dunia Barat.

Dari sudut pandang filsafat ilmu, zaman Islam klasik memperlihatkan bahwa ilmu dan agama dapat berjalan beriringan secara harmonis. Tidak ada dikotomi antara wahyu dan akal. Ilmu dipandang sebagai sarana untuk memahami ciptaan Tuhan dan memperkuat keimanan. Pandangan ini menjadi alternatif penting terhadap sekularisme yang berkembang dalam sejarah sains modern.

Zaman Islam klasik menjadi bukti bahwa peradaban yang menghargai ilmu dan nilai-nilai moral akan menghasilkan kemajuan besar yang berdampak luas, tidak hanya bagi internal peradaban itu sendiri, tetapi juga bagi dunia secara keseluruhan.

Zaman Eropa Modern

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun