Namun, hal ini tetap mungkin dilakukan dengan kesadaran dan niat untuk memulihkan keseimbangan. Langkah pertama adalah menetapkan waktu kerja yang jelas dan konsisten.Â
Meskipun bekerja dari rumah atau dengan jadwal fleksibel, disiplin terhadap jam kerja pribadi akan membantu mengurangi kebiasaan selalu online yang memicu kelelahan mental.Â
Di luar jam tersebut, penting untuk benar-benar berhenti bekerja dan mengalihkan perhatian pada hal lain yang menyenangkan atau menenangkan.
Mengatur ruang fisik juga berpengaruh besar. Jika memungkinkan, pisahkan area kerja dan area pribadi di rumah, agar otak bisa membedakan kapan saatnya fokus dan kapan saatnya beristirahat.Â
Selain itu, penting untuk memberi ruang bagi kegiatan non-pekerjaan yang bermakna, seperti olahraga ringan, bercengkerama dengan keluarga, membaca buku, atau sekadar menikmati waktu tanpa tuntutan.Â
Momen-momen ini menjadi pengingat bahwa identitas kita tidak hanya ditentukan oleh pekerjaan.
Burnout Bukan Tanda Kelemahan
Penting untuk dipahami bahwa burnout bukan tanda kegagalan atau kelemahan pribadi. Justru, burnout sering kali menimpa mereka yang paling berdedikasi, rajin, dan ingin memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya.Â
Tekanan untuk terus tampil produktif, rasa tanggung jawab yang tinggi, dan keinginan untuk memenuhi ekspektasi sering kali membuat seseorang mengabaikan kebutuhan dasarnya sendiri, istirahat, ketenangan, dan waktu untuk diri sendiri.Â
Akibatnya, tubuh dan pikiran bekerja melebihi kapasitas hingga akhirnya kelelahan total. Mengalami burnout bukan berarti Anda tidak cukup kuat, tapi bisa jadi Anda terlalu lama memaksa diri untuk kuat.Â
Karena itu, menerima kondisi ini dan mulai mencari bantuan bukanlah kelemahan, melainkan bentuk keberanian. Konsultasi dengan profesional, mengambil cuti, atau bahkan hanya berbicara terbuka dengan orang terdekat bisa menjadi langkah awal yang penting untuk pemulihan.