Jika asupan karbohidrat berlebihan ini tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup, kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk lemak, yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko obesitas dan gangguan metabolisme lainnya.
Selain itu, mi instan sering kali mengandung lemak jenuh dan bahan tambahan seperti pengawet serta perasa buatan.Â
Bagaimana Tubuh Mencerna Karbohidrat Berlebih?
Saat kita mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar, tubuh akan mengubahnya menjadi glukosa yang masuk ke dalam aliran darah.Â
Kenaikan kadar glukosa ini merangsang pankreas untuk melepaskan hormon insulin, yang berfungsi membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa sebagai sumber energi.Â
Namun, jika jumlah glukosa yang masuk terlalu banyak dalam waktu singkat, tubuh akan mengalami lonjakan gula darah yang berlebihan.
Ketika tubuh tidak dapat segera menggunakan seluruh glukosa tersebut sebagai energi, kelebihannya akan disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan otot.Â
Jika cadangan glikogen sudah penuh, tubuh akan mengubah sisa glukosa menjadi lemak, yang berkontribusi pada peningkatan berat badan.Â
Jika pola konsumsi ini terus berlanjut dalam jangka panjang, tubuh bisa mengalami resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin.Â
Dampak Jangka Panjang
Dampak jangka panjang dari konsumsi karbohidrat berlebih, terutama jika mi dan nasi dimakan bersamaan dalam porsi besar, dapat sangat memengaruhi kesehatan tubuh. Kelebihan kalori yang berasal dari karbohidrat dapat menumpuk seiring waktu, meningkatkan risiko obesitas.Â