Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Renungan Ramadan: Harapan dan Doa untuk Tahun Depan

30 Maret 2025   15:46 Diperbarui: 30 Maret 2025   15:48 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doa untuk memohon agar dipertemukan dengan Ramadhan tahun depan (sumber gambar: beritasatu.com)

"Ramadan selalu datang dengan sejuta makna. Ia bukan sekadar bulan yang dinanti, tetapi juga momen yang membawa ketenangan, introspeksi, dan harapan."

Setiap tahunnya, Ramadan hadir bagai tamu istimewa yang membawa kesempatan baru untuk memperbaiki diri, membersihkan hati, dan memperkuat hubungan dengan Allah serta sesama.

Di bulan ini, kita diajak untuk lebih peka terhadap makna kesabaran, keikhlasan, dan pengendalian diri. Rangkaian ibadah yang dijalani puasa, tarawih, tadarus Al-Qur’an, hingga sedekah bukan hanya sekadar ritual, melainkan cara untuk mendekatkan diri pada nilai-nilai ketakwaan. 

Ramadan adalah waktu untuk menyadari betapa kehidupan bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga tentang merawat jiwa dan memperkuat spiritualitas.

Namun, sebagaimana datangnya yang selalu dinanti, Ramadan pun pada akhirnya akan pergi. 

Meninggalkan jejak kenangan, harapan, dan pertanyaan: Apakah kita telah memanfaatkannya sebaik mungkin? Apakah Ramadan ini telah membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik? Dan yang lebih penting, apakah nilai-nilai Ramadan akan tetap kita jaga hingga bertemu kembali di tahun depan?

Mengingat Pelajaran Ramadan

Ramadan bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang melatih diri untuk lebih sabar dan peduli. 

Saat kita berpuasa, kita belajar memahami bagaimana rasanya kekurangan, merasakan sedikit dari apa yang dialami oleh mereka yang setiap hari hidup dalam keterbatasan. 

Dari sini, tumbuhlah empati kesadaran bahwa di luar sana banyak yang membutuhkan uluran tangan, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga kepedulian dan kasih sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun