Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menyambut Ramadhan dengan Meugang: Tradisi yang Tak Lekang oleh Waktu

27 Februari 2025   20:47 Diperbarui: 28 Februari 2025   07:17 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi KOMPAS.COM/ RAJA UMAR

Dalam perkembangannya, Meugang tetap dipertahankan meskipun sistem pemerintahan telah berubah. Kini, masyarakat Aceh secara mandiri membeli daging dari pasar dan memasaknya bersama keluarga. 

Dinamika Meugang di Era Modern

Di era modern, Meugang tetap menjadi tradisi yang dinanti-nantikan, meskipun ada beberapa tantangan yang dihadapi. Salah satu tantangan utama adalah kenaikan harga daging yang kerap terjadi menjelang Meugang. 

Permintaan yang tinggi dalam waktu singkat menyebabkan harga daging melonjak drastis, membuat sebagian masyarakat harus beradaptasi dengan membeli dalam jumlah lebih sedikit atau mencari alternatif lain. 

Bagi keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, kondisi ini sering kali menjadi dilema, mengingat Meugang bukan sekadar soal makanan, tetapi juga memiliki nilai sosial yang kuat. Selain itu, perubahan gaya hidup masyarakat modern juga sedikit memengaruhi cara Meugang dirayakan. 

Jika dulu Meugang identik dengan seluruh keluarga berkumpul di rumah orang tua atau rumah adat, kini sebagian orang lebih memilih merayakannya secara sederhana di rumah masing-masing atau bahkan membeli makanan siap saji. 

Meugang: Warisan Budaya yang Harus Dijaga

Sebagai warisan budaya yang sarat makna, Meugang perlu terus dilestarikan agar tidak hilang ditelan zaman. Tradisi ini bukan sekadar kebiasaan turun-temurun, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai sosial, religius, dan kebersamaan yang menjadi ciri khas masyarakat Aceh. 

Oleh karena itu, upaya untuk mempertahankan Meugang harus melibatkan berbagai pihak, mulai dari keluarga, komunitas, hingga pemerintah daerah. Salah satu cara untuk menjaga keberlanjutan tradisi Meugang adalah dengan menanamkan pemahaman kepada generasi muda tentang arti pentingnya. 

Orang tua dapat mengajak anak-anak mereka ikut serta dalam setiap tahapan Meugang, mulai dari pergi ke pasar, memasak bersama, hingga berbagi makanan dengan orang lain. Dengan keterlibatan aktif, anak-anak tidak hanya menikmati momen Meugang, tetapi juga memahami nilai solidaritas dan kebersamaan yang terkandung di dalamnya.

Selain itu, pemerintah dan komunitas lokal juga memiliki peran penting dalam pelestarian Meugang. Mereka dapat mengadakan program pembagian daging gratis bagi keluarga kurang mampu, menggelar acara Meugang bersama di tingkat desa atau kota, serta memberikan edukasi mengenai sejarah dan makna tradisi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun