Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nyanyian Senja di Khayangan

6 Mei 2024   19:09 Diperbarui: 6 Mei 2024   19:24 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pexels.com/ justin-anderson-1535864-2958547

Di ufuk barat khayangan, Senja memayungi jagat ini, Merambat perlahan, tak tergesa, Seperti ingin menikmati indahnya dunia.

Bagaikan lukisan alam semesta, Warna-warni cantik terpancar jelas, Merah, kuning, orange, indah serta, Membuat hati tenang dan terpesona.

Dialah Nyanyian Senja di Khayangan, Mengalun merdu di segala arah, Membuat jiwa terangkat tinggi, Menyatu dengan alam semesta.

Tak terasa waktu berlalu perlahan, Senja pun meredup dan pergi meninggalkan, Namun nyanyiannya tetap berdampak, Membiarkan alam semesta dan insan bersatu.

Nyanyian Senja di Khayangan, Membuat insan terpesona dan terkagum, Dapat meredakan hati yang resah, Dan menenangkan jiwa yang terluka.

Di sini, di tempat ini, Kita dapat meresapi keindahan alam, Membuka mata dan hati yang tertutup, Dan menyaksikan betapa besar ciptaan-Nya.


Nyanyian Senja di Khayangan, Mengajarkan kita akan keindahan dunia, Bahwa alam semesta masih indah, Asalkan kita mau menghargainya.

Baca juga: Senja yang Terlupa

Di setiap senjaku nanti, Aku akan selalu mengingat alam ini, Nyanyian Senja di Khayangan, Membuatku merasa hidup kembali.

Terima kasih, Nyanyian Senja di Khayangan, Kau telah memberikan kenangan indah, Kau menyadarkan aku akan kebesaran Tuhan, Dan membuatku menghargai segala yang ada.

Baca juga: Senja yang Meredup

Kita tak pernah tahu akan waktu, Kapan waktu senja akan datang, Namun selama masih ada kesempatan, Mari kita nikmati indahnya Senja di Khayangan.

Lalu, cahaya senja perlahan sirna, Tak ada lagi suara melengking di udara, Namun keindahannya tetap terpatri dalam jiwa, Senja akan selalu hadir, mengisi hati kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun