Mohon tunggu...
M. A. Ulin Nuha
M. A. Ulin Nuha Mohon Tunggu... Penulis Kadang Kolo

Belajar Oret-oretan, menggoreskan sebuah tinta pelan-pelan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Peradaban Islam: Irak

15 Juli 2025   14:35 Diperbarui: 16 Juli 2025   00:27 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dinasti Fatimiyah adalah dinasti Islam dengan ideologi Syi'ah Ismailiyah yang berpusat di Tunisia dan didirikan oleh Sa'id ibn Husayn pada tahun 909 Masehi. Dinasti ini bermula dari gerakan sekte Ismailiyah yang bertujuan untuk menyaingi kekuasaan Bani Abbasiyah di Baghdad. Sa'id ibn Husayn mengklaim dirinya sebagai keturunan langsung dari Fatimah, putri Nabi Muhammad SAW, melalui jalur al-Husyan dan Ismail. Setelah berhasil mengalahkan Dinasti Aglabiyah, Sa'id menyatakan dirinya sebagai Imam Ubaydullah al-Mahdi, dan memulai perubahan sistem pajak serta memperkuat angkatan laut.

Pada masa pemerintahan Khalifah al-Aziz, Dinasti Fatimiyah mencapai puncak kejayaannya dengan pesatnya perkembangan kebudayaan Islam. Masjid Al-Azhar didirikan sebagai pusat pengkajian Islam, dan Darul Hikam dibangun untuk mempromosikan doktrin Syi'ah Ismailiyah. Namun, setelah kematian al-Aziz, dinasti ini mulai mengalami kemunduran. Penerusnya, al-Hakim, terkenal dengan kebijakan kontroversial dan kejamnya terhadap masyarakat non-Islam, yang memperburuk keadaan internal. Faktor eksternal juga turut memengaruhi, dengan adanya serangan dari bangsa Normandia, Banu Saljuk, dan Banu Hilal. Pada akhirnya, Dinasti Fatimiyah runtuh pada awal abad ke-12 Masehi.

Dinasti Ayyubiyah

Dinasti Ayyubiyah didirikan oleh Salahuddin Ayyubi pada abad ke-12 Masehi dan merupakan dinasti Sunni yang berasal dari suku Kurdi. Dinasti ini memiliki pusat pemerintahan di Mesir dan menguasai sebagian besar wilayah Timur Tengah. Salahuddin Ayyubi terkenal karena perannya dalam Perang Salib, khususnya dalam merebut kembali Baitul Maqdis (Yerusalem) dari pasukan Salib pada tahun 1187 Masehi.

Di bawah pemerintahan Dinasti Ayyubiyah, reformasi besar dilakukan di berbagai sektor, termasuk administrasi, pembangunan, dan ekonomi. Salahuddin Ayyubi juga mendirikan banyak fasilitas pendidikan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Dinasti ini juga terkenal dengan pencapaian arsitektur militer dan kemakmuran ekonomi. Dinasti Ayyubiyah berkuasa hingga abad ke-13 Masehi, meskipun mengalami kemunduran setelah masa pemerintahan Salahuddin Ayyubi.

Dinasti Mamluk

Dinasti Mamluk berawal dari pasukan budak yang direkrut oleh Khalifah Abbasiyah pada abad ke-9 Masehi. Mereka awalnya adalah budak non-Muslim yang dilatih untuk menjadi tentara, dan kemudian mulai mengambil alih kekuasaan. Pada tahun 1250 Masehi, Syajar al-Durr, ibu dari sultan Ayyubiyah terakhir, berhasil memegang kekuasaan setelah membunuh putranya. Ia kemudian menikah dengan pemimpin Mamluk, Aybak, yang akhirnya menguasai Mesir dan Suriah.

Dinasti Mamluk terkenal dengan keberhasilan mereka dalam mengalahkan pasukan Mongol dalam pertempuran Ain Jalut pada tahun 1260 Masehi, yang menjadi titik balik dalam sejarah Islam karena untuk pertama kalinya pasukan Mongol dikalahkan dalam pertempuran besar. Pemimpin Mamluk, Baibars, menjadi sultan dan memimpin pasukan Mamluk dalam sejumlah kemenangan besar melawan pasukan Salib dan Mongol. Mamluk juga dikenal dengan kemewahan istana mereka dan kekayaan yang mereka peroleh melalui perdagangan. Pada abad ke-14 Masehi, wabah penyakit pes dan perubahan internal mengakibatkan penurunan kekuasaan Mamluk. Dinasti Mamluk berakhir pada tahun 1517 Masehi ketika Kesultanan Utsmaniyah menaklukkan mereka. (Masbiyanti et al., 2024)

Dinasti-Dinasti Kecil Timur Baghdad:

Dinasti Thahiriyah (820-872 M)

Dinasti Thahiriyah merupakan dinasti pertama yang mendirikan negara semi-independen di wilayah Timur Baghdad. Dinasti ini didirikan oleh Thahir bin al-Husain pada tahun 820 Masehi, seorang jenderal yang dipercaya oleh Khalifah al-Ma'mun. Thahir memimpin pasukan dalam perjuangan merebut kekuasaan dari Khalifah al-Amin. Sebagai imbalan atas kemenangan tersebut, al-Ma'mun memberikan wilayah Khurasan kepada Thahir. Pada tahun 820 Masehi, Thahir dilantik oleh Khalifah al-Ma'mun sebagai amir (gubernur) wilayah timur Baghdad, dengan pusat pemerintahan di Khurasan. Pada tahun 822 Masehi, Thahir menghentikan penyebutan nama Khalifah dalam khotbah Jumat di wilayahnya, yang menjadi simbol berdirinya Dinasti Thahiriyah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun