Mohon tunggu...
Muhammad A rifai
Muhammad A rifai Mohon Tunggu... Guru/SMAN 1 Soppeng

Saya guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMAN 1 Soppeng Kab. Soppeng adalah pejuang penegakan mutu pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, saat ini saya juga berstatus sebagai guru penggerak dan guru PP (pengajar praktik) melalui PGP (program guru penggerak) Kemdikbudristek RI. Tugas saya adalah bergerak dan menggerakkan rekan guru baik di instansi sendiri maupun di intansi lain, di luar instansi saya , SMAN 1 Soppeng untuk mengimplementasikan merdeka belajar dan merdeka mengajar melalui pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan belajar peserta didik atau pembelajaran berdiferensiasi. Demi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Hobi saya adalah olahraga (Tenis Lapangan), membaca dan menulis. Konten yang saya senangi adalah inovasi pendidikan utamanya pada model-model pembelajran yang inovatif dan media pembelajara berbasis TIK. Saat ini, selain mengjar di SMAN 1 Soppeng, saya juga menjadi dosen Bahasa Indonesia di Unipol Kab. Soppeng.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kado yang Penting Bapak Senang

18 Agustus 2025   08:51 Diperbarui: 18 Agustus 2025   08:51 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Refleksi diri. Sumber:dok.pribadi

Sejarah bangsaku begitu panjang
Dari terjajah hingga merdeka
Dari mulai bangkit hingga berkembang
Dari tahun ke tahun perayaan kemerdekaan
Hingga kini perayaan ke-80
Ada haru campur bangga
Ada senang berbalut bahagia
Ada takjub beriringan tanda tanya
Haruskah diam?
Melihat mutu pendidikan negeri ini
Tak kunjung meningkat
Meski kurikulum telah berganti berkali-kali
Haruskah diam?
Menyaksikan tingkah polah pendidik
Penentu peningkatan mutu pendidikan
Haruskah diam?
Berjuang dalam hati
Mengurai rasa antara cemburu
Sakit hati dan kecewa
Meski sulit dan pelit
Mesti bisa dilakukan
Agar ketiganya jelas
Agar tak muncul dugaan
Agar tak ada tuduhan
Apatah lagi fitnah
Waktu itu pakta integritas
Menjadi prioritas
Jelas terbaca
Nyaring terdengar.
Bulan-bulan berikut
Sudah mulai kabur
tak lagi ada kabar
hilang konsistensi. 
Pernah ada ide ingin berkabar
Tapi keburu terkurung takut
Takut dicap cemburu
Takut dikira sakit
Takut dianggap arogan
Takut tak digubris
Lalu muncul tanda tanya
Haruskah diam?
Mengizinkan waktu berjalan penuh orasi
Hanya berisi narasi tanpa aksi
Menghadirkan sejuta basa-basi
Membungkus kado "yang penting Bapak senang"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun