Mohon tunggu...
Muhammad Ananda
Muhammad Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Social Student. State University of Jakarta

Bismillah - Alhamdullilah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektivitas Kurikulum Darurat Saat Panndemi Covid -19 dalam Pendidikan Formal Serta Non Formal

23 Mei 2022   12:19 Diperbarui: 23 Mei 2022   14:24 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi COVID-19 merupakan krisis kesehaatan yang hampir menyerang seluruh dunia. Hal ini berimbas pada penutupan sekolah, perguruan tinggi dan universitas dibeberapa negara. Menurut data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), setidaknya terdapat 290,5 juta siswa di seluruh dunia yang aktivitas belajarnya menjadi terganggu akibat sekolah yang ditutup (Purwanto, dkk., 2020). Dampak virus corona padamulanya sangat berpengaruh pada sektor perekonomian, tetapi juga saat ini dirasakan oleh dunia pendidikan.

Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh untuk memberikan pengalaman kepada siswa, pemebalajaran di arahkan kepda pemahaman tentang penyebaran dan pencegahan wabah virus corona. Kebijakan yang diambil oleh negara yang terdampak virus corona termasuk Indonesia harus meliburkan sekolah untuk sementara. Dibeberapa lembaga pendidikan mengharuskan mencari alternatif dalam proses pembelajaran. Sepertihalnya yang terjadi di Indonesia mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi atau universitas mengambil alternatif pembelajaran jarak jauh secara online.

Kemampuan sekolah pendidikan formal dalam pembelajaran secara online masih banyak siswa, guru dan dosen belum mahir terutama bagi siswa, guru ataupun dosen yang berada di daerah[1]daerah pedalam. Pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran jarak jauh/ daring baik siswa, guru maupun dosen memiliki keleluasaan waktu dalam pelaksanaannya. Adapun platform yang dapat digunakan dalam pembelajaran jarak jauh ini antara lain: google classroom, goggle meet, zoom, Wa grup dan lain-lain. Gikas & Grant (Firman & Rahman, 2020) menyatakan "Pembelajaran online pada pelaksanaannya membutuhkan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti telepon pintar, tablet dan laptop yang dapat digunakan untuk mengakses informasi dimana saja dan kapan saja."  

Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh Sekolah Formal 

Menurut Miarso (Rohmawati, 2015:16) “efektivitas pembelajaran merupakan salah satu standar mutu pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat juga diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi, “doing the right things”.” Sedangkan Sadiman mengatakan (1987) (Al-Tabany, 2017:21) “keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.” Hamalik (Rohmawati, 2015:16) menyatakan bahwa “pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar.” Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah satu standar mutu pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar, yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zainal Abidin , Adeng Hudaya2 dan  Dinda Anjani " 

Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid -19" Peneliti ini menjawab meskipun pembelajaran jarak jauh yang diselenggrakan oleh banyak satuan pendidikan di Indonesia ini, terkesan mendadak dan tidak siap. Namun temuan dari penelitian ini menyimpulkan bahwa penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh yang diselenggarakan sejauh ini masih terbilang efektif hal ini dapat dilihat dari besarnya prosentase jawaban yang mengarah kepada jawaban positif sebagian besar remaja yang berstatus pelajar mengenai penyelenggaraan dan upaya yang dilakukan oleh para guru dan lembaga pendidikan ketika melakukan pembelajaran jarak jauh. 

Namun perlu juga diketahui, meskipun peneliti ini menyimpulkan penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh masih terbilang efektif. Identifikasi dilapangan membuktikan ada banyak masalah utama yang dirasakan oleh siswa saat melakukan pembelajaran jarak jauh. Terbukti dalama penelitian tersebut  dari hasil 38 jawaban wawancara yang menyebutkan bahwa 

1. 21% responden mengatakan sulit berkonsentrasi ketika melaksanakan pembelajaran dirumah. Hal ini sangat wajar karena dari hasil pengamatan dan pendalaman lebih lanjut, hampir semua responden yang diwawancarai berasal dari keluarga menengah kebawah dengan penghasilan dibawah standar sejahtera. Sehingga dengan kondisi tersebut, bisa digambarkan bahwa lingkungan dan iklim tempat tinggal mereka, tidak cukup besar, dan tidak memungkinkan untuk berkonsentrasi saat melakukan pembelajaran dirumah. 

2. Sementara masalah utama kedua dengan prosentase 16% adalah sulitnya mereka berdiskusi mengenai materi pembelajaran. Hal ini tentu sangat wajar dikarenakan ada beberapa matapelajaran eksakta yang tidak mungkin dapat dipelajari hanya dengan membaca. Namun, mata pelajaran tersebut sangat mengharuskan guru untuk memberi ruang diskusi khusus ketika siswa mengalami kesulitan untuk memecahkan sebuah kasus dari materi yang dibahas. Atau mata pelajaran yang bersifat praktikum yang tidak dapat dilakukan secara online 100%. 

Oleh karenanya, sangat diperlukan terobosan-terobosan kreatif dan inovatif yang harus bisa dipecahkan oleh para pemangku kepentingan agar masalah utama diatas dapat terpecahkan dengan baik. Selain itu, teridentifikasi juga masalah utama lain yang menyebabkan kesulitan belajar seperti tidak punya uang untuk beli kuota, sulit bertanya jika tidak memahami materi, guru hanya memberikan tugas, fasilitas hp tidak mendukung, sinyalnya sering terputus, aplikasi yang digunakan cepat menghabiskan kuota, materi pelajaran tidak jelas, aplikasi yang digunakan guru berbeda-beda.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun