1. Penemuan Aneh: Batu sunga pemberian Sri tidak pernah menjadi dingin. Saat ia pegang selama 7 hari berturut-turut, warnanya berubah menjadi biru muda. Â
2. Pekerjaan Baru: Ia menjadi penjual "batu hujan" di pasar loak. Orang-orang tertawa sampai suatu hari batu itu tiba-tiba mengeluarkan uap air saat cuaca panas. Â
3. Pertemuan dengan Ilmuwan Gila: Profesor Surya, ahli geo engineering, membeli semua batu itu. "Ini mengandung struktur air yang belum pernah ada di bumi!" Â
Di laboratorium kumuh, Rian dan profesor itu menemukan sesuatu yang mengejutkan: batu-batu itu berdenyut. Layaknya janin dalam kandungan. Â
Generasi Berikutnya dan Pohon Perak Â
20 tahun kemudian, seorang gadis kecil bernama Kara menemukan pohon perak itu sudah setinggi rumah. Â
Keajaiban Baru:Â
1. Daun yang Bernyanyi: Jika ditiup angin, daun-daun itu mengeluarkan suara seperti bisikan perempuan. Â
2. Ritual Baru: Anak-anak menggantungkan boneka dari benang rami di dahan-dahannya. Esok paginya, boneka itu selalu basah oleh embun, meski musim kemarau. Â
3. Penemuan Kara: Saat ia memetik satu daun dan memasukkannya ke botol, botol itu penuh oleh air jernih dalam semalam. Â Tapi suatu hari, datang orang-orang dengan gergaji mesin. "Pohon ini bisa jadi solusi krisis air!" teriak salah satu mereka. Â Kara yang cerdas mengambil kapur, menggambar lingkaran mengelilingi pohon---persis seperti yang dilakukan Sri dulu. Angin tiba-tiba berhembus kencang. Daun-daun perak bergetar marah... Â
Epilog: Siklus yang Berulang Â