Mohon tunggu...
Muhammad Agus Sofian
Muhammad Agus Sofian Mohon Tunggu... Dosen/Seniman

Nama Saya Muhammad Agus Sofian saya aktif di Dunia Sosial dan Akademik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wanita Penenun Hujan

30 Mei 2025   21:55 Diperbarui: 30 Mei 2025   21:45 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

1. Penemuan Aneh: Batu sunga pemberian Sri tidak pernah menjadi dingin. Saat ia pegang selama 7 hari berturut-turut, warnanya berubah menjadi biru muda.  

2. Pekerjaan Baru: Ia menjadi penjual "batu hujan" di pasar loak. Orang-orang tertawa sampai suatu hari batu itu tiba-tiba mengeluarkan uap air saat cuaca panas.  

3. Pertemuan dengan Ilmuwan Gila: Profesor Surya, ahli geo engineering, membeli semua batu itu. "Ini mengandung struktur air yang belum pernah ada di bumi!"  

Di laboratorium kumuh, Rian dan profesor itu menemukan sesuatu yang mengejutkan: batu-batu itu berdenyut. Layaknya janin dalam kandungan.  

Generasi Berikutnya dan Pohon Perak  

20 tahun kemudian, seorang gadis kecil bernama Kara menemukan pohon perak itu sudah setinggi rumah.  

Keajaiban Baru: 

1. Daun yang Bernyanyi: Jika ditiup angin, daun-daun itu mengeluarkan suara seperti bisikan perempuan.  

2. Ritual Baru: Anak-anak menggantungkan boneka dari benang rami di dahan-dahannya. Esok paginya, boneka itu selalu basah oleh embun, meski musim kemarau.  

3. Penemuan Kara: Saat ia memetik satu daun dan memasukkannya ke botol, botol itu penuh oleh air jernih dalam semalam.  Tapi suatu hari, datang orang-orang dengan gergaji mesin. "Pohon ini bisa jadi solusi krisis air!" teriak salah satu mereka.  Kara yang cerdas mengambil kapur, menggambar lingkaran mengelilingi pohon---persis seperti yang dilakukan Sri dulu. Angin tiba-tiba berhembus kencang. Daun-daun perak bergetar marah...  

Epilog: Siklus yang Berulang  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun