Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Memahami Kapitalisme dan Marxisme dari Serial SpongeBob

9 Maret 2023   06:00 Diperbarui: 9 Maret 2023   06:39 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di balik kekonyolannya, beberapa episode SpongeBob sebenarnya merupakan parodi kapitalisme dan Marxisme | Ilustrasi oleh Roland Steinmann via Pixabay

Episode “Squid on Strike” menggambarkan konflik pertama, di mana pekerja (Squidward) bangkit melawan majikan (Tuan Krabs) guna menuntut perlakuan adil. Dengan cara ini, kelas pekerja berharap bahwa majikannya menyadari dirinya tidak bisa apa-apa tanpa mereka.

Namun, kritik dari parodi Hillenburg juga memberikan pertimbangan lebih lanjut. Fakta bahwa ternyata Krusty Krab memperoleh banyak pelanggan berkat aksi mogok kerja Squidward dan SpongeBob menyiratkan bahwa mogok kerja saja sering tidak berhasil.

Bagaimanapun, kekuasaan yang dimiliki kaum kapitalis merupakan hal yang sulit untuk diruntuhkan hanya melalui mekanisme mogok kerja semata. Segera setelah Squidward dan SpongeBob berhenti bekerja, Tuan Krabs mendapatkan penggantinya.

Begitu pula kenyataannya: jika satu atau beberapa pekerja tidak bisa mengerjakan tugasnya dengan baik, tak peduli bahwa mereka telah mengabdikan dirinya selama berpuluh-puluh tahun untuk majikannya, mereka harus dienyahkan dan diganti.

Mereka diperlakukan seperti roda gigi sebuah mesin. Kalau rusak, tinggal ganti dengan yang baru. Apakah mereka kemudian hidup kelaparan, atau menderita depresi seperti Squidward, bodo amat. Apa yang penting, keuntungan dapat terus ditingkatkan.

Menurut teori Marxis, agar semua setara, kebutuhan akan kapital (modal) harus dihilangkan, sehingga eksploitasi terhadap pekerja dapat dihentikan. Ini termanifestasikan dalam sikap Squidward yang mencoba untuk menghentikan kebutuhan abadi Tuan Krabs akan modal.

Dan memang, perlawanan semacam itu, sebagaimana dilakukan kaum Marxis (dan komunis), sering gagal atau bahkan tak pernah berhasil secara penuh. Negara seperti Rusia barangkali pernah menampilkan keberhasilan kelas pekerja, tapi sekarang mereka juga tertular kapitalis.

Dalam kegagalan itu, pekerja lagi-lagi harus dihadapkan pada realitas yang menyakitkan. Mereka mengalami dilema serius: lanjut bekerja untuk bertahan hidup tapi terus dieksploitasi, atau berhenti bekerja dengan taruhan mati kelaparan.

Kita bisa melihat bagaimana karakter Squidward terjebak dalam dilema tersebut. Dia sering menganggap dirinya sebagai seniman dan musisi berbakat, yang saya kira merupakan metode pelarian dari kenyataan yang terlalu berat untuk ditanggung.

Dia, sebagaimana diterangkan oleh Marx, mengalami alienasi, terasing dari dirinya sendiri dan sekitarnya. Kita bisa merasakan betapa karakter ini penuh kemurungan dan kejengkelan, sehingga anak-anak seperti saya yang dulu sering membencinya.

Namun, seiring bertambahnya usia, saya menyadari bahwa Squidward sebenarnya adalah representasi kebanyakan dari kita. Dalam konsepsi Marxis, Squidward adalah simbol nasib para buruh, orang-orang yang hidupnya bergantung pada eksploitasi kelas borjuis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun