Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

9 Alasan Mengapa Hidup Kita Terasa Rumit

25 Agustus 2021   17:16 Diperbarui: 19 Juni 2022   00:40 2162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mungkin masalahnya bukan kehidupan, tapi kitalah yang membuatnya rumit | Ilustrasi oleh Engin Akyurt via Pixabay

Dan itu bagus apabila dipergunakan sebagai hiburan semata, atau selebihnya sebagai petunjuk moralitas. Tetapi menjadi buruk ketika drama-drama itu kita bawa ke permasalahan kita sehari-hari, sehingga persoalan sepele pun akan terkesan sangat rumit.

Barangkali kita memang sangat suka mendramatisasi keadaan. Salah satu alasan yang mungkin tidak pernah terpikirkan adalah, kita menjadi punya alasan yang rasional untuk mengeluh pada Tuhan atas kerumitan hidup kita.

Tetapi kita bukanlah korban kemalangan takdir. Kitalah yang menganggapnya demikian. Jika kita benar-benar melihat kehidupan ini dengan sudut pandang yang sederhana, kita akan menyadari bahwa hidup memang demikian adanya.

6. Selalu mengiyakan segala hal

Kita benci penolakan, dan karenanya kita ingin mengiyakan segala hal dalam hidup ini. Sebagian orang merasa tidak tega kalau harus menolak sesuatu dari orang lain. Yang lainnya lagi merasa tidak ingin melewatkan sesuatu pun di dunia ini.

Barangkali kita berpikir bahwa seandainya kita berkata "tidak" pada sesuatu, kita akan melewatkan hal berharga. Kita tidak ingin mengecewakan orang lain. Kita ingin memuaskan orang-orang di sekitar kita dengan keramahan yang berusaha kita tampilkan.

Tetapi percayalah, kita memang selalu melewatkan sesuatu. Bukan berarti kita mengabaikan hal-hal berharga, justru apa yang kita jalani itulah yang benar-benar berharga.

Saya bisa mengibaratkannya seperti sedang berkendara. Melaju itu sungguh bagus, tetapi kita tetap membutuhkan pedal rem sesekali. Jika kita mengabaikan pedal remnya, kita akan sangat kesulitan untuk mengendalikan mobil kita ke arah tujuan.

Tidak apa-apa untuk berkata "tidak" pada beberapa hal. Jika kita ingin hidup yang bermakna, kita harus memilih medan juang kita dan membatasi diri hingga waktu tertentu. Hidup akan amat-sangat rumit dan melelahkan bila kita selalu "membuka pintu pada semua tamu".

7. Hidup kita disetir oleh penilaian orang lain

Poin ini akan saya lukiskan lewat nasihat Nasruddin Hoja kepada putranya dalam salah satu anekdotnya.

Singkat cerita, Nasruddin bertutur, "Nanti setelah kamu memiliki keledai, jangan pernah mencukur bulu ekornya di depan orang lain! Beberapa akan berkata kamu memotongnya terlalu banyak, sementara yang lain berkata kamu memotongnya terlalu sedikit.

"Jika kamu ingin menyenangkan semua orang, pada akhirnya keledaimu tidak akan memiliki ekor sama sekali." Dan ya, menyenangkan semua orang itu memang suatu kemustahilan dan sangat melelahkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun