Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Email untuk Aileen: Siklus Abadi Kehidupan

8 Juli 2021   17:19 Diperbarui: 8 Juli 2021   17:24 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam masa yang pelik ini, aku belajar tentang siklus abadi kehidupan | Ilustrasi oleh Pitsch via Pixabay

Harap hati-hati, Aileen! Virus itu tidak pandai memilih korban. Bahkan kalau engkau menyandang gelar pahlawan di negeri ini, engkau tidak punya cukup kekebalan untuk melawannya. Sebuah tragedi selalu mengejutkanmu!

N.B. seekor burung gagak terus menatapku dalam-dalam sejak 30 menit yang lalu.

Email Kedua

Nah, Aileen, kini aku dapat merasakan kehadiranmu di sekitarku tanpa khawatir ini hari apa dan jam berapa. Kutemukan tanda-tandamu dalam setiap hal kecil yang bagi kebanyakan orang terkesan sepele, seperti gemerisik pohon tabebuya atau gugurnya daun-daun birch yang tidak didahului tiupan angin.

Sekarang tidak akan ada lagi jadwal pertemuan yang mesti disetujui; kita senantiasa bertemu setiap saat. Atau dalam arti yang menyedihkan, engkau berada di sekitarku dan luput dari penglihatanku.

Sebenarnya dunia kita sudah berbeda, Aileen. Tetapi sekelumit jiwaku tengah bersemayam dalam kehangatan jiwamu ketika pada hari itu engkau mengucapkan selamat tinggal untuk selama-lamanya.

Dan aku tidak menuntut separuh jiwa mungilku dikembalikan. Biarlah dia ikut bersamamu, berpetualang di dunia yang tidak kukenali sehingga dalam ragaku yang masih hidup ini tertinggal sebuih kelembutanmu sebagai teman setia dalam kedinginan.

Hasilnya, aku mengerti tentang tanda-tanda, Aileen!

Dalam sebongkah bintang Sirius yang gemerlap di kepekatan malam, dalam kepulan awan Strato Cumulus di gemilangnya siang, dalam kicauan seekor burung Finch di ranting pohon ketapang, dalam kepakan sayap kupu-kupu Morpho di akhir senja, bahkan dalam rayuan angin malam di musim gugur ... kutemukan tanda-tandamu.

Sering kali aku harus membaca semua pertanda itu tanpa bersuara agar makna yang engkau sampaikan padaku dapat dipahami. Baru kumengerti tentang keberadaan sebuah bahasa universal yang tidak terpahami oleh kata-kata. Aku menyebutnya Bahasa Jiwa.

Dan jika pikiranku sudah hinggap di tepi batas pengertian, maka kerinduan ini akan mengungkapkan semua intinya.

Kabar gembira, Aileen! Engkau tidak akan pernah lagi mendengar desingan sirene-sirene ambulans yang selama ini menakutkanmu. Tetapi pada hari itu cukup mengejutkan: engkaulah yang mengirim sinyal sirene itu kepada seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun