Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Kita Suka Bergosip?

3 Mei 2021   13:19 Diperbarui: 6 Mei 2021   11:02 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita tahu bahwa bergosip itu buruk, tapi mengapa kita senang melakukannya? | Ilustrasi oleh RODNAE Productions via Pexels

Dari mana asal-muasal kebiasaan buruk ini? Ironisnya, kebiasaan bergosip bisa dimulai sejak kita masih anak-anak.

Ketika kita masih kecil, beberapa dari kita sering membandingkan diri sendiri dengan teman sebaya kepada orang tua. Biasanya hal ini terjadi saat kita merasa terpuruk karena kalah bersaing.

Untuk meyakinkan diri sendiri bahwa kita normal, kita suka untuk mengatakan hal-hal buruk tentang siapa pun yang berbeda dengan kita. Ini merupakan cara kita untuk tetap menjadi favorit orang tua.

Pada akhirnya, secara tidak sadar, kita membawa kebiasaan itu hingga ketika menjadi dewasa. Untuk merasa aman, kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan meyakinkan siapa pun bahwa kita lebih baik ketimbang mereka.

Menutupi kekhawatiran

Saya ingat ketika seorang teman sebaya berprestasi di bangku SMP, saya merasa khawatir bahwa orang-orang akan segera menjatuhkan saya lewat perkataan. Dia merupakan saingan terdekat saya di kelas. Jadi, prestasi baginya adalah bencana bagi saya.

Untuk menutupi rasa kekhawatiran, saya mulai membicarakan kekurangannya dalam hampir semua percakapan dengan siapa pun. Saya menjadi paranoid, dan bergosip dirasa menjadi sebuah jalan keluar yang mudah.

Dengan kata lain, bergosip sering digunakan sebagai jalan untuk mencari dukungan, rasa aman, dan menutupi kekhawatiran.

Yang menjadikan ini buruk adalah, kita melakukannya dengan cara merendahkan orang yang dimaksud di dalam setiap perbincangan.

Misalnya, Anda mengatakan kepada pasangan Anda, "Lihatlah postingan mantanmu itu. Penampilannya begitu kuno. Aku heran, mengapa kamu pernah jatuh cinta kepadanya?"

Secara tersirat, Anda sedang berusaha untuk mencari rasa aman dan memancing dukungan dari pasangan Anda tentang betapa luar biasanya Anda ketimbang mantan pasangan Anda.

Jadi, jika Anda menemukan seseorang yang terus-menerus merendahkan orang lain ketika berbincang dengan Anda, ketahuilah, mungkin dia sedang merasa khawatir atau tidak aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun