Apa kamu pernah membenci mata pelajaran tertentu saat bersekolah? ini hal yang umum kita alami termasuk saya pribadi. Saya ingat bahwa pelajaran yang dulu saya benci diantara-Nya adalah matematika, fisika dan kimia. tapi pernahkah kamu berpikir apakah rasa tidak suka itu memang karena kamu tidak menyukai hal itu atau itu hanya dikarenakan faktor-faktor tertentu baik dari luar maupun dari dalam diri kita ? karena sering kali kita tidak diberi kesempatan yang selayaknya untuk mempelajari hal-hal itu.
Dalam mempelajari sesuatu ada beberapa proses yang terjadi diantaraNya adalah penyampaian informasi baik dari media tertentu ataupun dari seseorang yang mana hal ini begitu penting sebagai proses mengetahui sesuatu, namun sayangnya terkadang dalam proses ini tidak berjalan dengan baik sehingga. Padahal ini merupakan langkah awal bagi seseorang mulai menyukai dan menyelami lebih dalam di bidang keilmuan tertentu.
Seperti yang kita tahu dalam pelajaran baik itu matematika, fisika ataupun kimia kita sering kali disajikan cara yang terurut untuk mendapatkan jawaban tanpa benar-benar mengerti kenapa pemecahan dari permasalahan itu seperti itu.Â
Sering kali kegagalan ini membuat murid menjadi tidak mengerti jika dilakukan perubahan pada soal yang berbeda namun berkaitan, padahal dengan memberikan informasi disertai struktur dalam berpikir maka hal ini tidak akan terjadi.
Saya mulai menyukai matematika ketika saya mau melakukan UTBK agar lulus SBMPTN Â di perguruan tinggi yang telah saya pilih, saat itu saya berlangganan Zenius dari uang hasil saya bekerja di saat gap year.Â
Saya menyukai cara instruktur di Zenius dalam menyampaikan informasi di setiap video-video yang ada karena disimpaikan dengan menarik juga memberi kerangka berpikir yang benar entah itu dalam bidang matematika, fisika dan juga kimia sehingga mengubah cara pikir saya dalam menyelesaikan yang sudah saya miliki sejak di bangku SD hingga SMK.
Begitupun saat saya mengambil mata kuliah matematika dasar pada semester pendek di kampus di mana dosen yang memaparkan materi mengerti bagaimana cara menyampaikan materi dan kerangka berpikir yang tepat sehingga saya dapat memahami langkah penyelesaian dari persoalan yang ada tanpa terpaku hanya pada angka-angka dan rumus yang ada. Selain itu dia juga membuka ruang komunikasi dua arah dan diskusi sehingga secara aktif melibatkan mahasiswa, hal ini terkadang tidak saya temui pada dosen-dosen yang hanya melakukan komunikasi satu arah.
Selain itu dari yang saya amati lingkungan juga berpengaruh besar, karena saya melihat kawan yang berada di kelas yang sama dengan saya dan diberi penyampaian pelajaran dengan baik dari dosen tapi terlihat tidak bersemangat dan ketika saya tanya alasannya dia memberi berbagai alasan bahwa dia tidak pandai ini dan itu lah tanpa memberi ruang untuk terbuka pada hal lain. Ini jujur saja pernah saya alami, kita perlu menyadari bahwa pemikiran ini biasanya berasal dari luar diri seperti teman dan lain sebagainya yang dipupuk dengan keyakinan diri dari waktu ke waktu.
Tentunya hal ini sangat menghambat proses mempelajari hal baru jika kita sudah membatasi diri dengan keyakinan-keyakinan seperti ini yang sering disebut sebagai fix mindset, diperlukan kesadaran dari diri sendiri untuk merubah sesuatu yang sudah melekat seperti ini. Karena tanpa kita mencoba membuka diri terhadap hal-hal dan ilmu-ilmu baru bagaimanapun cara yang dilakukan tidak ada menjadi begitu berguna.