Sejak awal 2000-an, semakin banyak orang Rusia menerima gagasan bahwa Amerika Serikat sedang mencoba untuk menggulingkan sekutu Rusia baik dengan cara militer (Irak) dan "hibrida" (color revolutions); dan jika Rusia tidak segera bersikap maka efek domino akan dapat mencapai Kremlin.
Ironisnya, peristiwa di Irak juga memberikan kontribusi lain, yang bahkan lebih besar, terhadap radikalisasi kebijakan luar negeri Rusia.
Peristiwa tersebut membantu memicu lonjakan harga minyak tahun 2003–2008, yang mana berhasil mengangkat Rusia keluar dari kelesuan ekonomi pasca-Soviet dan memberi Putin kekuatan untuk menandingi hegemoni Amerika Serikat di Timur Tengah.