Bahasa Indonesia lebih dari sekadar alat komunikasi; ia adalah simbol jati diri dan pemersatu bangsa. Di era globalisasi yang semakin menguat, di mana bahasa asing kian mendominasi, penguatan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional menjadi sangat penting, terutama di lingkungan akademik seperti Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM).
Mahasiswa FKM adalah calon profesional yang kelak akan terjun langsung ke masyarakat untuk mengedukasi, menyosialisasikan program kesehatan, dan membangun komunikasi lintas sektor. Dalam konteks ini, penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangat krusial. Bahasa yang digunakan harus mampu menjembatani teori kesehatan yang kompleks dengan pemahaman masyarakat yang beragam latar belakang.
Namun, kenyataannya, banyak mahasiswa yang lebih terbiasa menggunakan istilah asing tanpa berusaha membumikan istilah tersebut dalam bahasa Indonesia. Misalnya, istilah "public health awareness" dan "stunting intervention" sering digunakan tanpa diterjemahkan menjadi "kesadaran kesehatan masyarakat" dan "intervensi stunting". Kebiasaan ini berpotensi menciptakan jarak komunikasi antara akademisi dan masyarakat luas.
Penguatan bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa FKM dapat dimulai dari langkah-langkah sederhana, seperti:
1. Menggunakan bahasa Indonesia secara konsisten dalam presentasi, penulisan karya ilmiah, artikel populer, dan media komunikasi lainnya. Â
2. Membiasakan diri menerjemahkan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia yang tepat dan mudah dipahami. Â
3. Mengikuti pelatihan atau diskusi kebahasaan yang mendorong penggunaan bahasa Indonesia yang efektif dan komunikatif. Â
4. Memanfaatkan media kampus untuk menyuarakan pentingnya bahasa Indonesia sebagai bagian dari identitas keilmuan dan kebangsaan.
Selain itu, masih banyak mahasiswa yang menggunakan bahasa daerah masing-masing dalam komunikasi sehari-hari, sehingga terkadang sulit dipahami oleh sebagian orang. Oleh karena itu, mari bersama-sama menyuarakan pentingnya bahasa Indonesia sebagai identitas nasional yang menyatukan.
Mahasiswa FKM memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi agen perubahan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang bermartabat. Dengan menjunjung tinggi bahasa nasional dalam setiap aktivitas akademik dan pengabdian masyarakat, mahasiswa tidak hanya memperkuat identitas bangsa, tetapi juga turut menjaga kearifan lokal dalam penyampaian informasi kesehatan yang lebih mudah dipahami masyarakat.
Di era modern ini, menjadi cerdas bukan hanya soal menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga bagaimana menyampaikan ilmu tersebut dengan bahasa yang membumi. Bahasa Indonesia adalah jembatan yang menghubungkan ilmu dengan kehidupan. Mari jadikan bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga alat perjuangan untuk kesehatan dan kemajuan bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI