Mohon tunggu...
Muhamad Yus Yunus
Muhamad Yus Yunus Mohon Tunggu... Seniman - Sastrawan, dan Teaterawan

Lulusan Sarjana Sastra, Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang. Penulis buku, kumpulan puisi Dukri Petot: Gaya-gayaan, Novel Tidak ada Jalan Pulang Kecuali Pergi, Anak Imaji, dan Sandiwara Kita di dalam atau di Luar Panggung Sama Saja (2020) Guepedia. Pendiri Teater Lonceng, Tangsel. https://sites.google.com/view/myusyunus

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Setan Lagi yang Disalahkan? Dekonstruksi Setan dan Cerita Lama

25 September 2021   15:50 Diperbarui: 30 Mei 2023   10:54 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun sebuah pemikiran tidak terlihat namun ia berasal dari otak yang berbentuk di dalam kepala manusia. Sehingga dapat tarik kesimpulan bahwa setan yang manusia hadapi adalah pikirannya sendiri. Lalu bagaimana dengan penggambaran setan atau mahluk halus dalam naskah Dhemit karya Herukesawamurti? Apakah sama ataukah berbeda?

Pemikiran Dekonstruksi dalam Naskah Dhemit Karya Heru Kesawamurti

Naskah "Dhemit" digarap oleh Heru Kesawamurti dan dipentaskan oleh Teater Gandrik, Yogyakarta di Taman Izmail Marzuki pada tanggal 18 dan 19 Desember tahun 1987 lalu. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa naskah ini erat kaitannya dengan permasalahan pembangunan di era Orde Baru yang dipimpin oleh seorang presiden bernama Soeharto.

Di awal cerita, seorang kontaktor bernama Rajegwesi dan konsultannya beranama Suli tengah beradu pendapat tentang proyek pembuatan jembatan. Sebelumnya sebuah kejadian buruk telah melanda para pekerja yang berujung pada kegagalan. Sebuah pohon keramat harus disingkirkan guna menyelesaikan tahap awal pembangunan jembatan di sebuah komplek perumahan yang sudah dibangun. Jembatan itu menjadi akses masuk yang strategis bagi para penghuni perumahan nantinya. Namun usaha Para Tukang digagalkan oleh aksi Dedemit dan Sawan. Alhasil Para Tukang jatuh tak sadarkan diri.

Heru Kesawamurti membuat kejutan yang cukup menarik dengan menggambarkan dialog-dialog Para Dhemit. Ia membuat seolah-olah mahluk halus pun memiliki emosional seperti manusia, seperti rasa cintanya terhadap tanah kelahiran, keperdulian terhadap sesama, dan sikap nasionalis gotong royong.  Tidak hanya itu saja, para mahluk halus digambarkan memiliki kepandaian berbicara seperti manusia, berpikir, dan memiliki birokrasi yang jelas. Jin Pohon Preh sebagai yang tertua, Genderuwo sebagai pemimpin pasukan, Wilwo, Egrang dan Kuntulanak sebagai staf bawahan, dan disusul Sawan sebagai pesuruh atau bawahan yang memimpi demit pada level bawah. Sehingga naskah "Dhemit" memiliki genre komedi satir penuh gelitik dan kritik.

Para demit menuntun balas atas kelancangan manusia yang tengah berupaya mengusik keberadaannya. Dialog itu dipimpin oleh Genderuwo yang sudang sangat geram. Ia ditemani oleh Wilwo, Egrang, dan Kuntilanak. Awalnya usulan perlawanan itu ditolak mentah-mentahan oleh Jin Pohon Preh, namun setelah Para Tukang kembali datang untuk membuka lahan baru Ketua Jin itu akhirnya membuka matanya terhadap ancaman yang terjadi. Namun Sawan datang membawa sandra yang mana itu adalah Suli. Ternyata perbuatan sawan menculik Suli di luar mandat Jin Pohon Preh. Setelah diusut semua yang dilakukan Sawan itu atas dasar perintah dari Genderuwo. Di sinilah ketegangan antara Jin Pohon Preh dan para demit terjadi.

Awalnya Heru Kesawamurti berusaha menampilkan karakter para demit dengan gambaran seperti yang telah menjadi konsumsi awal publik. Munculnya Genderuwo, Wilwo, Egrang, Kuntilanak, dan Sawan merupakan penggiringan opini publik tentang keseraman sesosok mahluk halus. Sebab nayatanya mereka tidak memiliki karakter yang sama seperti yang ada pada cerita rakyat. Para demit tahu dan mengerti bahasa manusia, bahkan mereka pula memahami istiliah-istilah pegerakan yang berkembang dijagat kasar.

Hal yang sama seperti pada potret kehidupan manusia tradisional di Indonesia, pohon kremat menjadi bagian yang disakralkan secara mitos bukan dengan logika bahwa pohon menunjang kehidupan manusia. 

Terdapat dua tokoh tambahan dalam naskah Dhemit yang mewakili keadaan itu, ia adalah Sesepuh Desa dan pembantunya. Kedua tokoh ini menjadi media penghubung antara alam gaib dengan kehidupan nyata. Tokoh yang berlawanan dengan mereka adalah Rajegwesi. Ia tokoh yang tamak dan culas. Kehadirannya sebagai lawan dari semua tokoh yang ada. Heru Kesawamurti sengaja membuat tokoh ini berpikiran logis dan sangat realistis, tentunya ada maksud dan tujuan tersendiri.

Dari paparan di atas maka dapat dilihat bahwa Heru Kesawamurti tengah menggambarkan keadaan sistem birokrasi yang dibuat pada masa Orde Baru. Jin Pohon Preh sebagai ketua para demit yang memiliki kekuasaan otoriter, terlihat ketika semua kebijakannya harus ditaati oleh para demit memberikan pengaruh tersendiri. Tidak hanya melalui Jin Pohon Preh, ia juga menggambarkan keadaan politik saat itu seperti halnya pemikiran Rajegwesi yang selalu realistis dan tamak. Pembangunan infrastruktur menjadi ciri tersendiri sebagai penanda zaman. Apa lagi orang Indonesia pasti tidak asing lagi dengan sebutan Bapak Pembangunan yang tidak lain tidak bukan adalah Soeharto. 

Setan, hantu, atau dedemit digambarkan oleh Heru Kesawamurti seperti halnya manusia. Ia juga membutuhkan tempat tinggal dan bisa merasakan ancaman. Upaya untuk meluluhlantahkan mitos tentang dunia gaib, digambarkan dengan sebuah pembangunan bahwa sebenarnya demit dan manusia sama saja. Demit juga memiliki hubungan sesama demit, mereka terstruktur seperti kehidupan sosial manusia. Namun keberadaan tentang ada atau tidaknya demit bukanlah sesuatu yang perlu dibahas terus menerus, apalagi dibuktikan secara fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun