Gambar diatas hanya ilustrasi sederhana atas apa yang menjadi impian saya selama ini, selaku petani muda dengan modal minim yang ingin memajukan pertanian minimal di Desa nya, ikut memberi bantuan pemikiran untuk meningkatkan taraf hidup petani di desa, dan menarik kembali anak anak muda yang karena terpaksa harus berangkat ke kota demi sebuah pekerjaan, padahal kenyataanya sampai berbulan bulan di jakarta masih belum mendapatkan pekerjaan yang layak apalagi tetap.
Impian itu (ada akses jalan keras ditengah pesawahan) bukan timbul sekarang sekarang saja, tapi sejak saya tinggal di sebuah dusun di wilayah hulu sungai selatan, kalimantan selatan.
Tekhnik pengolahan pertanian disana, yang saya lihat kurang lebih sama dengan pertanian di daerah daerah lain di indonesia, tapi ada satu hal yang unik bagi saya, entah karena saya baru melihat atau karna saya belum pernah melihat hal sama di daerah lain seperti di hulu sungai selatan ini.
Hal yang unik itu adalah jalan yang membentang ditengah pesawahan mulai dari barat sampai ke timur, dan ada perpotongan lagi dari utara sampai ke selatan. tidak bagus juga tidak keras tapi cukup kuat dan aman dilalui kendaraan roda dua.
Sekilas pemandangan ini  bagi warga sana dan bagi yang pernah melihat mungkin biasa-biasa saja. Toh cuma jalan setapak, ukuran lebarnya pun hanya lebih kurang 1 meter, yang kedua sisinya hanya dipagari kayu galam sebagai penahan agar tidak runtuh. Tapi dalam pemikiran saya hal ini akan menjadi sesuatu yang sangat luar biasa. Apalagi jika ini, jalan pesawahan ini dibangun di setiap pesawahan di seluruh indonesia dan didukung sepenuhnya oleh pemerintah.
Kalau cuma manfaat sih jalan di sawah jelas memiliki manfaat, tapi  apa sih kelebihan jalan sawah yang ada dipikiran saya? Banyak sekali
Pertama: dengan adanya jalan keras di pesawahan akan meningkatkan gairah petani dalam menggarap sawahnya, karna ketika mulai berangkat, membawa peralatan, bibit, pupuk sampai panen dan pasca panen, petani tidak perlu lagi buang tenaga ekstra, karna dengan adanya jalan itu petani cukup mengangkutnya dengan motor, tak ada motor dengan sepeda, tak ada sepeda dengan gerobak, tak punya apa-apa bisa pinjam kendaraan ke sesama petani.
hal ini bisa terjadi karna diawali intensnya pertemuan antara petani dan pedagang, atas sas saling membutuhkan, pedagang butuh hasil panen untuk daganganya dan petani butuh modal untuk garapannya, bukan tidak mungkin para pedagang di pasar menggelontorkan sejumlah modal didepan, petani bayar setelah panen.
Keempat: menumbuhkan kreatifitas petani.