Jendral TNI (Anumerta) Achmad Yani merupakan salah satu pahlawan revolusi Indonesia yang lahir di Purworejo, Jawa Tengah, pada 19 Juni 1922 dan wafat di Jakarta pada 1 Oktober 1965.
Jendral Achmad Yani merupakan pahlawan revolusi yang tak terlupakan dalam sejarah Indonesia. Jendral Achmad Yani memiliki karakter disiplin, gigih, berani dan tegas.
Dibalik sosok pejuang yang gagah berani, tersembunyi kisah cinta yang romantis dan mengharukan bersama istrinya, Bandiyah Yayu Rulia yang akrab disapa Yayu. Di tahun 1944, Achmad Yani memiliki keinginan untuk meningkatkan keterampilan mengetik nya dikarenakan keterampilan ini dianggap penting untuk mengembangkan karir militernya. Oleh karena itu, Jendral Achmad Yani mencari seorang guru yang bisa mengajarkan nya mengetik, dan itulah awal mula kisah cinta Jendral Achmad Yani dengan Yayu.
Yayu merupakan seorang guru yang mahir dalam bidang mengetik. Sekitar kurang lebih 3 bulan Achmad Yani belajar mengetik dari Yayu. Rasa cinta di keduanya ditimbulkan karena pertemuan mereka yang sering. Â Achmad Yani dan Yayu sama - sama merasa telah menemukan belahan jiwa mereka.
Tak lama setelah mereka saling jatuh cinta, orang tua Achmad Yani memutuskan untuk melamar Yayu. Lamaran itu diterima dengan tulus oleh Yayu. Mereka berdua akhirnya menikah pada tahun 1944 dengan pernikahan yang sederhana, bahkan mereka pergi ke tempat pernikahan dengan naik sepeda yang menunjukkan sebuah tanda kesederhanaan yang selalu mereka junjung tinggi.
Kisah cinta Achmad Yani dan Yayu bisa di sebut sebagai "cinta murid kepada guru ketik". Jendral Achmad Yani dan Yayu membangun rumah tangga yang bahagia. Setiap tahun, dalam rangka memperingati ulang tahun mereka yang berbeda, mereka saling mengirimkan karangan bunga sebagai tanda kasih sayang dan penghargaan satu sama lain. Jendral Achmad Yani dan Yayuk berkeluarga besar dengan memiliki 8 orang anak.
Meskipun Achmad Yani memiliki keturunan dari keluarga yang berada, mereka tetap menjunjung tinggi kesederhanaan dengan hidup sederhana di perumahan militer Magelang, Jawa Tengah. Selain pejuang yang berani, tetapi juga seorang suami dan ayah yang baik untuk keluarganya. Ditandai dengan tanggung jawab terhadap keluarga dan mencintai mereka dengan sepenuh hati. Hingga takdir tragis menghampirinya saat terjadi peristiwa G30SPKI pada tanggal 30 September 1965.
 Walaupun Jendral Achmad Yani telah dinyatakan gugur dalam tugasnya sebagai seorang pejuang, namun kisah cintanya dengan Yayu tetap hidup dalam kenangan mereka berdua.
Kisah cinta Jendral Achmad Yani dan Yayuk adalah bukti bahwa cinta sejati bisa bertahan bahkan dalam situasi paling sulit sekali pun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI