Sementara di Indonesia sendiri permainan ini justru terbuat dari plastik dan tidak membahayakan para pemainnya. Kini seiring dengan perkembangan zaman justru latto-latto juga dapat dijumpai dalam versi digital namun tentunya permainan latto-latto secara langsung alias Jon digital tetap jauh lebih banyak digemari selain menambah daya konsentrasi dan mengurangi penggunaan gadget juga membuat anak mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Tentunya dengan kehadiran kembali latto-latto permainan tradisional atau permainan jadul juga diharapkan dapat digemari kembali oleh para generasi muda khususnya bagi mereka para generasi Alfa atau anak-anak yang lahir setelah tahun 2010 ke bawah yang jauh lebih akrab dengan gadget ketimbang permainan tradisional dan lawas.
Perkembangan teknologi memang membuat anak muda menjadi enggan bermain diluar. Meskipun demikian permainan jadul juga tidak ada salahnya jika kembali dimainkan dan dikenalkan oleh orang tua kepada anak-anaknya.
Kembalinya latto-latto akibat viral media sosial membuat permainan lawas atau jadul yang sempat hilang beberapa belas tahun kebelakang lambat-laun akan kembali digemari jika dikenalkan kembali terhadap anak-anak dan tentunya memang di usia-usia anak-anak sampai remaja memang merupakan waktu yang pas dan tepat sebagai waktu bermain agar anak di kemudian jika sudah memasuki usia dewasa bisa dengan mudah mandiri dan tidak bergantung pada orang lain karena sedari kecil sudah terbiasa bersosialisasi seperti dengan cara bermain latto-latto permainan yang tengah kembali viral.