Setelah membagi tim, Bara dan Angin tiba di pulau terpencil, sebuah surga tersembunyi yang menyimpan rahasia kelam. Melalui petunjuk yang mereka dapatkan, mereka menemukan sebuah pusat kendali rahasia tersembunyi di balik tebing. Pada saat yang sama, di lokasi yang berbeda, Bumi dan Tirta tiba di bekas pabrik kimia yang terbengkalai. Pabrik itu telah diubah menjadi stasiun pemompaan bawah tanah yang canggih.
Bara dan Angin menyusup masuk ke dalam pusat kendali di pulau. Layar-layar monitor menampilkan data geologis, terutama aktivitas seismik. Bara melihat dengan ngeri. "Mereka berencana memicu gempa? Ini bukan lagi tentang bisnis, ini tentang kehancuran massal!"
Angin memejamkan mata, merasakan jejak energi 'K' yang semakin kuat. "Dia ada di sini... dan dia sedang menjalankan sesuatu yang sangat berbahaya."
Di lokasi lain, Bumi dan Tirta menyusup ke stasiun pemompaan di bekas pabrik kimia. Bumi segera menganalisis sistem yang rumit. "Sistem ini dirancang untuk memompa residu kimia dari pabrik ke sebuah retakan geologis di bawah pulau terpencil. Mereka akan meracuni tanah dan airnya, melemahkan fondasi di sana."
Tirta merasakan penderitaan alam. Ia bisa merasakan getaran dari pulau itu, seolah alamnya sedang menjerit kesakitan. "Aku bisa merasakannya... Pulau itu menjerit. Kita harus menghentikan ini!"
Kedua tim menyadari bahwa 'K' dan 'S' tidak hanya bersembunyi, tetapi juga berkolaborasi untuk menciptakan bencana buatan.
Di pulau, Bara dan Angin berhadapan dengan 'K', yang ternyata adalah seorang sosiopat dingin yang terobsesi dengan 'penyucian' dunia. Ia berpendapat bahwa manusia adalah 'penyakit' dan bencana adalah 'obatnya'. Pertarungan pun dimulai. Bara menggunakan kekuatannya untuk menyerang pusat kendali, mencoba merusak sistem yang mengontrol aktivitas seismik. Sementara itu, Angin melawan manipulasi psikologis dari 'K' dengan menggunakan energi alam untuk mengacaukan rencananya, menciptakan angin kencang di dalam ruang kendali.
Di pabrik, Bumi dan Tirta berhadapan dengan 'S', seorang insinyur yang putus asa dan penuh penyesalan. Ia mengaku bahwa ia dipaksa untuk melaksanakan rencana itu karena ancaman terhadap keluarganya. Bumi, dengan pengetahuannya tentang struktur, berusaha memanipulasi sistem mekanis stasiun pemompaan untuk menghentikan aliran residu kimia. Tirta, dengan kekuatannya, mencoba membersihkan residu dari aliran air, meski usahanya hanya memperlambat proses.
Dalam pertempuran yang intens, Bara berhasil mengalahkan 'K', namun tidak sebelum 'K' sempat mengaktifkan bom waktu. Di saat yang sama, Bumi berhasil menonaktifkan stasiun pemompaan. Tirta, menggunakan intuisinya, menyadari bahwa ledakan bom waktu itu dapat membuat retakan geologis semakin lebar.
Kedua tim, meski terluka, berhasil menghentikan rencana 'K' dan 'S'. Namun, mereka menyadari bahwa bahaya belum sepenuhnya berakhir. Bom waktu akan meledak, dan mereka harus segera menyelamatkan pulau tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI