Mohon tunggu...
muhalbirsaggr
muhalbirsaggr Mohon Tunggu... Guru sekaligus Operator/telah menulis Buku Antologi Jejak Pena dan Lukisan Rasa

Saat ini giat Menulis/orangnya pendiam-pekerja keras/konten favorit aku adalah Karya Fiksi/Non Fiksi, Inovasi pendidikan, Puisi serta perjalanan wisata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Panggilan Itu Akhirnya Menyapa

30 Juli 2025   17:52 Diperbarui: 30 Juli 2025   17:52 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku 20 Tahun yang Lalu dan sekarang (M.2025)

Panggilan Itu Akhirnya Menyapa
Karya: Muhalbir

Dua puluh tahun telah berlalu,
Tertahan dalam ruang tanpa papan,
Operator setia di balik meja,
Mengabdi sunyi tanpa suara kelas.

Mimpi lama masih kugenggam erat,
Menjadi guru adalah tujuan awal,
Tapi takdir menahanku di luar,
Mengolah data, tak memberi pelajaran.

Setiap hari kutatap harapan runtuh,
Di balik layar dan laporan penuh,
Namun semangat tetap kukunci diam,
Dalam doa dan kerja yang sabar.

Hingga peluang itu datang tiba,
PPPK membuka celah mimpi lama,
Tapi statusku terbaca masih sama,
Sebagai admin bukan seorang guru.

Hampir pasrah menyerah pada sistem,
Namun kuteruskan unggah sertifikatku,
Pukul dua puluh dua lewat empat lima,
"Alhamdulillah," lirihku di ruang sunyi.

Langit malam menjadi saksi tangisku,
Saat status berganti jadi guru,
Aku rebah dalam sujud syukur,
Tak sia-sia kesabaran bertahun lalu.

Ujian kulalui dengan sepenuh jiwa,
Nilai tertinggi kukenal dengan doa,
Namaku pun diumumkan resmi lulus,
Aku terpanggil, bukan sekadar dilulus.

Kini mengajar di SD Negeri Mangkura 1,
Mulai dari membina akhlak siswa,
Makan sambil berdiri kutegur perlahan,
Duduk, tangan kanan, doa diminta.

Perubahan kecil mulai terasa nyata,
Anak-anak belajar adab dan tata,
Mereka tahu siapa guru agama,
Yang datang dari sabar dan doa.

Kini aku tak hanya berdiri,
Di depan kelas dengan penuh arti,
Mengajar bukan hanya tentang materi,
Tapi merawat jiwa, tumbuhkan nurani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun