Mohon tunggu...
Kuning Hitam
Kuning Hitam Mohon Tunggu... Petani - Komunitas Ranggon Sastra

Semua ini terjadi, lewat tanpa permisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kemungkinan untuk Televisi

18 Februari 2020   21:07 Diperbarui: 18 Februari 2020   21:22 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika televisi punya nurani
mungkin Ia akan memberontak
dan meledakkan dirinya
di hadapan komisi Penyiaran Imbesil yang selalu onani dalam mulutnya:
mengeluarkan berita-berita orang tua
badut-badut berambut mahkota kusut, berhidung pinokio
sinetron air mata salon
sensoran kartun yang menuntun
iklan layanan kolusi dan korupsi
acara menyuguhkan konsumerisme.

Jika televisi punya mulut
mungkin Ia akan memuntahkan
siaran-siaran yang:
membutakan jutaan pasang mata
mencacatkan kaki dan tangan
memporak-porandakan otak di kepala.

Jika televisi punya kaki dan tangan
mungkin kakinya akan berlari
berdemonstrasi menuju gedung KPI
menuntut penyiaran yang mumi.
Mungkin tangannya akan dikepalkan
lalu meninju layar yang menyilaukan
pandangan masa depan.

Jika televisi punya mata
mungkin Ia akan terpejam
lalu tertidur dalam renyuk realita
terbawa mimpi yang purba.

Jakarta, Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun