Mohon tunggu...
Muamar Khadafi
Muamar Khadafi Mohon Tunggu... Peminat Politik Elektoral

Mahasiswa S2 Ilmu Politik, Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh Ideologi Politik Terhadap Pembentukan Kebijakan Publik : Perbandingan antara Pendekatan Liberal dan Konservatif

14 Januari 2025   02:50 Diperbarui: 14 Januari 2025   03:09 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ideologi politik memainkan peran penting dalam pembentukan kebijakan publik. Dalam konteks ini, dua pendekatan yang sering dibandingkan adalah liberal dan konservatif. Pendekatan liberal cenderung menekankan pada kebebasan individu, kesetaraan, dan peran aktif pemerintah dalam mengatasi masalah sosial. Sebaliknya, pendekatan konservatif lebih fokus pada tradisi, stabilitas, dan peran minimal pemerintah dalam kehidupan masyarakat. Kedua ideologi ini tidak hanya mempengaruhi cara pandang terhadap kebijakan, tetapi juga hasil dari kebijakan yang diterapkan. Menurut penelitian oleh Smith (2020), perbedaan ideologi ini dapat dilihat dalam tiga sektor, yaitu Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi.         

Pada hal ini, kita akan mengeksplorasi pada ideologi politik liberal dan konservatif membentuk kebijakan publik sekaligus dalam memepengaruhi kebijakan public di berbagai negara. Dengan menggunakan data dan contoh kasus, dan bagaimana pendekatan ini menghasilkan kebijakan yang berbeda dan dampaknya terhadap masyarakat. Data dari Pew Research Center (Political Consultant) berpusat di Washington, D.C, Amerika Seritkat, ditahun 2021, menunjukkan bahwa masyarakat cenderung memilih kebijakan yang mencerminkan ideologi politik, dengan 55% responden mendukung kebijakan yang lebih liberal dalam hal Kesehatan, Pendidikan dan ekonominya, kemudian 45% condong ke arah konservatif. 

Hal ini diambil dari data empiris yang dilakukan dalam bentuk survey oleh Pew Research Cener pada tahun 2021, bahwa ada perbedaan namun, kedua ideologi ini sama-sama memiliki pengikut yang signifikan. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana masing-masing ideologi ini mempengaruhi kebijakan publik yang dihasilkan oleh pemerintah. Dalam membandingkan dua pendekatan tersebut,, kita dapat melihat perbedaan yang jelas dalam cara isu-isu seperti kesehatan, pendidikan, dan ekonomi (kesejahteraan sosial). Misalnya, di negara-negara dengan pendekatan liberal, pada negara skandinavia seperti Swedia, Finlandia dan lainnya pemerintah menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan gratis, sedangkan di negara-negara yang lebih konservatif, seperti Amerika Serikat, terdapat lebih banyak ketergantungan pada sektor swasta dalam penyediaan layanan tersebut.

Pendekatan Liberal dalam Kebijakan Publik

Ideologi liberal merupakan salah satu pilar penting dalam pemikiran politik modern. Sejak munculnya pada abad ke-17, ideologi ini telah berkembang menjadi berbagai bentuk yang mempengaruhi kebijakan publik, sistem pemerintahan, dan hubungan internasional. Ideologi liberal ditandai oleh beberapa karakteristik utama, antara lain: kebebasan individu, persamaan hak, dan pemerintahan yang terbatas. Kebebasan individu menjadi landasan utama dalam pemikiran liberal, di mana setiap orang berhak untuk menentukan pilihan hidupnya. Menurut John Stuart Mill, seorang filsuf liberal a, "kebebasan individu adalah satu-satunya jalan untuk mencapai kebahagiaan sejati" (On Libety, J Mill, 1859).

Selanjutnya, persamaan hak menjadi salah satu pilar dalam ideologi ini. Liberal percaya bahwa setiap individu, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya, memiliki hak yang sama untuk menikmati kebebasan dan kesempatan. Hal ini tercermin dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1948, yang menekankan bahwa "semua manusia dilahirkan bebas dan memiliki martabat serta hak yang sama" (PBB, 1948). Dampak ideologi liberal terhadap masyarakat sangat signifikan. Salah satu kontribusi terbesar liberalisme adalah pengembangan demokrasi. Negara-negara yang menganut ideologi liberal umumnya memiliki sistem pemerintahan yang demokratis, di mana rakyat memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka. Pendekatan liberal dalam kebijakan publik sering kali berfokus pada peran aktif pemerintah dalam menciptakan kesejahteraan sosial. Misalnya, dalam sektor kesehatan, banyak negara dengan pemerintahan liberal menerapkan sistem kesehatan universal. 

Sebagai contoh, Kanada memiliki sistem kesehatan yang dibiayai oleh pemerintah, yang memungkinkan semua warga negara untuk mendapatkan akses ke layanan kesehatan tanpa biaya langsung. Menurut laporan dari World Health Organization (2020), sistem ini telah berhasil meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi angka kematian. Selain itu, dalam bidang pendidikan, pendekatan liberal sering kali mendorong investasi dalam pendidikan publik dan akses yang lebih besar bagi semua lapisan masyarakat. Di Finlandia, misalnya, pemerintah mengalokasikan lebih dari 6% dari Produk Domestik Bruto (PDB), ukuran nilai ekonomi suatu negara yang dihasilkan dari produksi barang dan jasa oleh semua unit usaha di negara tersebut. Ini dialokasikan untuk biaya pendidikan, yang menghasilkan salah satu sistem pendidikan terbaik di dunia Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD, 2021). 

Kebijakan ini menunjukkan bahwa investasi dalam pendidikan adalah prioritas bagi pemerintah liberal, yang percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Namun, pendekatan liberal juga menghadapi kritik, beberapa pihak berargumen bahwa intervensi pemerintah yang terlalu besar dapat menghambat inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Sebuah studi oleh Friedman (2019) menunjukkan bahwa negara-negara dengan kebijakan liberal yang ekstrem sering kali mengalami masalah defisit anggaran dan ketidakstabilan ekonomi. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan antara intervensi pemerintah dan kebebasan pasar.

Pendekatan Konservatif dalam Kebijakan Publik

Ideologi konservatif merupakan salah satu pilar penting dalam politik dan pemikiran sosial yang telah ada sejak lama. Konservatisme berakar dari tradisi yang menghargai nilai-nilai sejarah, budaya,. Dalam konteks ini, ideologi konservatif berupaya mempertahankan struktur sosial yang ada dan mencegah perubahan terlalu cepat, dan mengedepankan bentuk perubahan secara evolusi, juga akan mengeksplorasi pendekatan ideologi konservatif melalui berbagai aspek, dan sektor Pendidikan, Kesehatan serta eknonomi yang termasuk nilai-nilai inti, dan dampaknya dalam kebijakan public, Nilai-nilai inti dari ideologi konservatif meliputi penghormatan terhadap tradisi, pentingnya keluarga, dan keyakinan akan tanggung jawab individu. Menurut Edmund Burke, salah satu tokoh konservatif, masyarakat harus dibangun di atas fondasi tradisi dan pengalaman yang telah teruji (Reflections on the Revolution in France, London: J. Dodsley.Burke, 1790).

Salah satu contoh dari pendekatan konservatif adalah kebijakan ekonomi yang mendorong pengurangan pajak dan deregulasi. Di Amerika Serikat, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintahan Ronald Reagan pada tahun 1980-an, yang dikenal sebagai "Reaganomics," berfokus pada pengurangan pajak bagi individu dan perusahaan untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi. Menurut data dari Bureau of Economic Analysis, selama periode tersebut, pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 3,5% per tahun, meskipun ada kritik bahwa kebijakan tersebut memperlebar kesenjangan pendapatan (Bureau of Economic Analysis, 2021). Dalam bidang kesehatan, pendekatan konservatif sering kali menekankan pada peran swasta dalam penyediaan layanan kesehatan. 

Amerika Serikat, sistem kesehatan cenderung lebih terfragmentasi dibandingkan dengan negara-negara liberal. Meskipun ada program seperti Medicare dan Medicaid, banyak orang masih bergantung pada asuransi kesehatan swasta. Menurut laporan dari Kaiser Family Foundation (NGO Ekonomi Home base di AS), sekitar 49% orang dewasa di AS memiliki asuransi kesehatan yang disediakan oleh majikan mereka (Kaiser Family Foundation, 2022). Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan konservatif lebih mengandalkan sektor swasta untuk menyediakan layanan kesehatan.

Di bidang pendidikan, pendekatan konservatif sering kali mendorong kebijakan yang lebih berfokus pada pilihan sekolah dan pendidikan berbasis pasar. Misalnya, di beberapa negara bagian AS, terdapat program voucher yang memungkinkan orang tua untuk menggunakan dana publik untuk membayar biaya sekolah swasta. Pendukung kebijakan ini berargumen bahwa hal ini memberikan lebih banyak pilihan kepada orang tua dan mendorong sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, kritik menyatakan bahwa kebijakan ini dapat mengurangi dana untuk sekolah publik dan memperburuk ketimpangan pendidikan (Chubb & Moe, 1990). Meskipun pendekatan konservatif memiliki kelebihan dalam hal efisiensi dan tanggung jawab individu, ada juga kekhawatiran bahwa kurangnya intervensi pemerintah dapat mengakibatkan ketidakadilan sosial dan ketimpangan ekonomi. 

Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi dampak dari kebijakan konservatif terhadap masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian, pendekatan konservatif dalam kebijakan publik menawarkan perspektif yang berbeda tentang bagaimana masyarakat seharusnya diorganisir. Meskipun menekankan pada tanggung jawab individu dan peran sektor swasta, tantangan tetap ada dalam memastikan bahwa semua anggota masyarakat memiliki akses yang adil terhadap layanan dasar. Namun, pendekatan konservatif juga memiliki kelebihan. Dengan menekankan pada tanggung jawab individu dan keluarga, banyak pendukung berargumen bahwa masyarakat menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung pada pemerintah. Sebuah penelitian oleh Pew Research Center (2020) menunjukkan bahwa 62% orang dewasa di AS percaya bahwa masyarakat seharusnya lebih mengutamakan tanggung jawab individu daripada intervensi pemerintah dalam masalah sosial

Perbandingan Dampak Kebijakan Publik Liberal dan Konservatif      

Perbandingan antara kebijakan publik yang dihasilkan oleh pendekatan liberal dan konservatif memberikan wawasan yang berharga tentang dampak masing-masing ideologi terhadap masyarakat. Dalam banyak kasus, kebijakan liberal cenderung menghasilkan hasil yang lebih merata dalam hal kesejahteraan sosial, sementara kebijakan konservatif sering kali lebih fokus pada pertumbuhan ekonomi dan efisiensi. Namun, kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam hal kesehatan, negara-negara dengan pendekatan liberal, seperti Kanada dan Swedia, menunjukkan hasil kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan negara-negara konservatif seperti Amerika Serikat. Menurut laporan dari WHO, negara-negara dengan sistem kesehatan universal memiliki angka kematian yang lebih rendah dan harapan hidup yang lebih tinggi (WHO, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa intervensi pemerintah dalam penyediaan layanan kesehatan dapat menghasilkan hasil yang lebih baik bagi masyarakat secara keseluruhan.

Di sisi lain, kebijakan konservatif yang berfokus pada pengurangan pajak dan deregulasi sering kali menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Menurut data dari IMF, negara-negara yang menerapkan kebijakan ekonomi pasar bebas cenderung mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dalam jangka panjang (IMF, 2020). Namun, pertumbuhan ini sering kali tidak merata, dan dapat memperburuk ketimpangan pendapatan. Dalam bidang pendidikan, pendekatan liberal yang menekankan pada akses pendidikan yang merata dapat menghasilkan hasil yang lebih baik dalam hal prestasi siswa. Data dari PISA menunjukkan bahwa negara-negara dengan sistem pendidikan inklusif memiliki hasil yang lebih baik dalam hal membaca, matematika, dan sains dibandingkan dengan negara-negara yang lebih konservatif (OECD, 2019). Namun, pendekatan konservatif yang mendorong pilihan sekolah dapat memberikan insentif bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun