Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Penggerak Itu Berat, Kamu Gak Akan Kuat

21 Januari 2023   05:47 Diperbarui: 21 Januari 2023   20:00 2580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru mengajar (Foto: experd.com via siedoo.com)

Kalau lolos, baru bisa ikut PGP 6 bulan. Tak ringan pula ini. Komposisinya: 70% aktivitas mandiri di sekolah, 20% interaksi dengan sesama guru, dan 10% pelatihan.

Target jumlah guru penggerak yang diharapkan adalah 20% dari total 3.31 juta jumlah guru Indonesia saat ini (2022/23). Atau 662.000 orang guru. Target 2024 adalah 405.000 orang (12..24%).

Angka 20% itu angka critical mass menurut Mas Menteri Nadiem. Maksudnya, diperlukan minimal guru penggerak 20% dari total guru untuk membawa pendidikan indonesia ke level "kelas dunia".

Apakah dengan begitu Mas Menteri sedang membentuk minoritas guru elite di lingkungan pendidikan?

Pertanyaan itu penting. Karena ada anggapan macam itu. Sebagian guru penggerak juga merasa seperti itu. Merasa istimewa. Punya previlise menuju kepsek dan PS.

Anggapan elitisme guru penggerak semacam itu menimbulkan kecemburuan sosial. Lalu muncullah suara-suara resisten terhadap PGP.

Sebenarnya bukan begitu. PGP tak membentuk kelompok guru elite. Tapi semacam "kelompok strategis" dalam konsepsi sosiolog Hans Dieter-Evers. 

Dengan "kelompok strategis" dimaksudkan adalah suatu kelompok sosial yang, dengan kualifikasi/kualitas sosial tertentu pada dirinya,  memiliki kekuatan/pengaruh untuk memimpin perubahan menuju keadaan atau tingkatan sosial tertentu.

Guru penggerak adalah kelompok strategis Indonesia yang memiliki kualifikasi sebagai pemimpin pembelajaran dan pendorong transformasi pendidikan nasional.

Baru kali ini, saya pikir, setelah "kelompok strategis guru Inpres" di masa Orde Baru, muncul lagi inisiatif pemerintah membentuk kelompok strategis pendidikan. 

Program PGP, karena itu, sangat pantas dan harus didukung, jika kita setia pada cita-cita "mencerdaskan kehidupan bangsa", melalui pembentukan pendidikan berparadigma "merdeka belajar", yang akan melahirkan profil pelajar Pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun