Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #102] Inginku Memelukmu tapi Kutakut Dosa

13 Januari 2023   05:00 Diperbarui: 13 Januari 2023   09:53 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa) 

Keduanya saling pandang. Tanpa kata-kata. Hanya ada derik jangkrik malam. Seperti mengabarkan perih yanng sama di dua hati.  

Ada yang tak dapat disembunyikan Poltak dan Berta di bawah sinar rembulan. Rasa rindu yang datang sebelum perpisahan tiba.

"Aku ingin kau memelukku, Poltak," pinta Berta dalam hati. Dia mengharap sebuah kenangan dari paribannya itu.

Sebuah pelukan adalah obat. Penawar rindu yang datang mendera sebelum waktunya.

"Ah, Berta. Inginku, memelukmu. Tapi kutakut dosa, pariban," bisik Poltak dalam hati, seakan tahu pikiran Berta. 

Poltak meyakinkan diri sendiri. Suara hatinya mengingatkan, "Poltak, kau mau jadi pastor. Tak bolehlah memeluk pariban. Kalian masih kecil pula.  Dosalah itu."

"Ei. Berta! Poltak! Di mana kalian! Sudah larut malam." 

Teriakan ibu Berta memecah dinding hening di antara Poltak dan Berta.

"Aku harus pulang, Berta."

Rembulan sudah tinggi. Saatnya dua hati dipisah tirai malam. (Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun