Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #102] Inginku Memelukmu tapi Kutakut Dosa

13 Januari 2023   05:00 Diperbarui: 13 Januari 2023   09:53 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa) 

"Aduh, sakit, Berta." Sebuah cubitan pedas baru saja didaratkan Berta di pinggang Poltak. Itu hukuman atas salah jawab.

"Kamu jahat," sembur Berta, cemberut.

Poltak menatap wajah cemberut itu. Tetap cantik, indah. Seperti bulan sabit terbalik, cekung ke bawah.

"Kamu rembulan Samisara Purasa," balas Poltak, sembarang bicara. 

Tapi itu terdengar seperti rayuan di telinga Berta.  Rayuan dari pujaan hati. Yang bikin tahi kerbau tampak macam kue tart.

Perlahan senyum Berta mekar lagi. Lalu tawa, bersambut tawa. Riang-ria di bawah sorot rembulan September.

Terdengar alunan suara merdu lelaki diiring petikan gitar dari dalam rumah.

"Itu tulang bernyanyi?"

Berta mengangguk. 

"Di rondang ni bulan i,
di topi tao i,
marsolu do ahu disi.
Di na lao mulak ahu,
mulak tu solukki,
hujalang ma ibotongki.

Tung mansai lambok do begeon disi,
di na nidokmu tu ahu.
Sai unang lupa ho,
ito di janjimi, sai unang be maose i.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun