Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #100] Penyair Dadakan dari Panatapan

21 Desember 2022   20:39 Diperbarui: 21 Desember 2022   21:39 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/Dok. Istimewa)

"Aku ini binatang jalang. Dari kumpulannya terbuang. Biar peluru menembus kulitku. Aku tetap meradang menerjang. Luka dan bisa kubawa berlari, berlari. Hingga hilang pedih peri."

"Bah, puang. Hebat kali puisimu, Poltak!" Binsar terbekiak takjub.

"Bisa juara kau, Poltak," sambut Bistok. 

"Bukan. Itu bukan puisiku. Itu puisi Chairil Anwar. Penyair hebat Indonesia." 

Tiba-tiba saja penggalan puisi Aku karya Chairil Anwar itu merasuki pikiran Poltak.

"Semangat juang luar biasa. Pantang menyerah." Poltak membatin. 

"Ompu Sisingamangaraja!" teriak Poltak.

"Bah, apa maksudmu, Poltak?" tanya Binsar terheran-heran.

"Aku mau bikin puisi perjuangan Ompu Sisingamangaraja melawan penjajah Belanda," kata Poltak bersemangat.

Binsar mengangguk-angguk. Bistok juga. Keduanya mendukung ide Poltak.

"O ale Ompung Sisingamangaraja. Izinkanlah aku menulis puisi perjuanganmu."  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun