Tahun 1970-an di Pematang Siantar, Engkong Felix punya kesukaan aneh. Tiap hari Minggu, jika waktu memungkinkan, pergi menonton poster-poster film di bioskop- bioskop di kota itu. Bioskop Riang, Ria, Simalungun, dan Deli.
Kesukaan aneh?
Ya anehlah. Orang lain nonton film di dalam gedung bioskop. Sementara saya nonton poster film yang dipajang di dinding bioskop. Baik itu poster kertas maupun poster kain ukuran besar.
Aneh menurut penglihatan umum, tapi berguna untuk Engkong. Itu bahan pelajaran. Setidaknya Engkong jadi tahu dan hafal nama-nama bintang film Hongkong, Bollywood, dan Hollywood.Â
Atau bisa belajar satu gerakan beladiri kungfu, semisal gaya tendangan Bruce Lee, berdasar gambar pada poster film. Bisa dicobakan ke jidat teman sekelas.
Atau mengagumi kecantikan Chen Chen, bintang film adiayu dari Hongkong masa itu. Sambil membayangkan betapa nikmat menjadi suaminya.
Pengetahuan lainnya, yang penting tapi remahan, adalah waktu putar film di bioskop. Ternyata ada kategori-kategori ini: today, midnight, tomorrow, dan coming soon. Tahu artinya, ya?
Paling menarik itu film kategori midnight. Ada dua genre film yang lazim di-midnight-kan, sepanjang amatan saya waktu itu. Horor dan percintaan. Film 17 tahun plus, dong, itu. Film dewasa, wajib berpasangan waktu nonton.
Kenapa harus dewasa dan berpasangan? Sebab, untuk nonton film horor, Â dinding jantungmu sudah harus cukup kuat untuk digedor-gedor. Lagi, kamu harus punya seseorang untuk dipeluk datau dicakar saat (pura-pura) ketakutan.
Lalu, untuk nonton film cinta di tengah malam, kamu memang wajib bersama pasangan, terutama pacar. Kamu pahamlah apa yang Engkong pikirkan. Yak, seratus. Kalau kamu perempuan, bahaya pulang sendiri habis nonton dini hari. Ini Siantar, Bung.
