Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Engkong Felix Quiet Quitting di Kompasiana

14 September 2022   07:07 Diperbarui: 14 September 2022   13:55 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi quiet quitting (Foto: globetelegraph.com)

Mumpung lagi rame Quiet Quitting (QQ). Engkong juga gak mau ketinggalan. Walau QQ itu katanya kelakuan anak Y & Z.  Engkong, kan Baby Boomers (BB).

Yes! BB never retreat, ever onward! Minjem semangat Bung Karno, boleh, dong.

Banyak analis berkeliaran. Katanya QQ itu bentuk perlawanan pada kaum SQ (Status Quo). Aih, bilang aja perlawanan pada BB & X yang literally obsolete and totalitarian, nape, ya. Katanya Y itu kan pede, kepo (pengen tau aje), dan anti-otoritas. Sedangkan  Z itu pede dan ambis(ius).

Ada juga yang bilang QQ itu kritik nyeleneh Y & Z pada hustle culture, workaholic, atau toxic productivity. Itu pengertiannya beda-beda, ya. (Cari sendiri.) Tapi intinya sama: kerja kerja kerja lebay tralala.  Nah, elu rasa-rasain ndiri deh kira-kira gimane tuh, ye.

Ya, kata orang (yang merasa) pintar, QQ itu moda balancing antara kerja dan metime. Bikin hidup lebih sehat secara fisik, psikis, dan sosial. Katanya, sih. Nyatanya Y & Z dikit-dikit kena mental, dikit-dikit healing. Jadi, apa, ya.

Gen Y & Z emang suka membungkus kelakuan mereka yang cemen dengan istilah-istilah bahasa Inggris yang terkesan sophisticated, sok keren. Jenuh, dibilang kena mental health. Jotakan,  disebut cancel culture. Lagi mager, dibilang healing.  Lari dari tanggungjawab, dibilang ghosting. Kerja pas-pasan, dibilang quiet quitting.

Lalu para ahli dari generasi BB & X sibuk menafsir makna dan menganalisis sebab-akibat dari istilah-istilah itu dengan teori-teori sosial klasik dan modern. Sudah pasti psikolog yang paling merasa bertanggunghjawab menjelasksn itu semua.

Sementara warga BB & X sibuk dan puyeng dengan segala rupa analisisnya, kemanakah para Y & Z itu. Ah, mereka lagi asyik nyedot es kopi susu di cafe atau es buble tea di mal. Peduli amat dengan analisis BB & X yang obsolete and totalitarian itu. Ini hidup, hidup gue. Apelo!

Aih, hampir lupa. Ini kan tentang Engkong Felix yang mau ikutan QQ, ya. Badan boleh BB, tapi mentalitas tetap Y & Z, dong. Ever onward gitu, lho.

Ya, benar, Engkong mau QQ di Kompasiana. Menulis seadanya. Sajikan data seadanya. Argumen seadanya. Topik seadanya. Jumlah kata seadanya. K-Rewards seadanya (atau takada). Pokoknya seadanya, deh. Seperti atikel ini. Mengada-ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun