Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menimbang Penghargaan Bahasa untuk Anies Baswedan

5 Agustus 2022   09:28 Diperbarui: 5 Agustus 2022   10:54 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Dokumentasi Pemprov DKI Jakarta via kompas.com)

Jadi "normalisasi sungai" itu akan memulihkan fungsi sungai sebagai jalur air ke laut, sekaligus memulihkan biota alami daerah aliran sungai. Sungai, dengan begitu, akan menjadi solusi banjir sekaligus solusi polusi air, tanah, dan udara Jakarta. 

Kurang bagus apa, coba!

|rumah sehat| 

Frasa "rumah sehat" baru saja diperkenalkan Anies sebagai pengganti "rumah sakit". "Rumah sakit" milik pemerintah daerah Jakarta kini berubah nama menjadi "rumah sehat".

Sebenarnya, seperti dikatakan Menkes, itu cuma penjenamaan. Legalnya tetap "rumah sakit".

Gagasan dibalik penjemaan "rumah sehat" itu sejatinya baik. Kata Anies, agar orang tak berorientasi sakit, tapi orientasi sehat.  

Katanya, orang datang ke rumah sakit jangan karena sakit saja. Tapi datang karena sehat dan ingin lebih sehat. Datanglah untuk cek kesehatan, konsultasi gizi, dan konsulltasi kesehatan.

Saya pikir Anies benar. Sebab seperti kata Ivan Illich dalam Medical Nemesis,  kesehatan adalah kapasitas mengatasi realitas kematian, penderitaan, dan kesakitan pada manusia.

Nah, rumah sakit menurut Illich telah merampas kesehatan masyarakat lewat mekanisme iatrogenesis. Persisnya, pertama, merusak kesehatan pasien lewat pengobatan yang tak efektif, tak aman, dan toksikc(iatrogenesis klinis).

Kedua, medikasi kehidupan, menjadikan obat-obatan dan pengobatan sebagai solusi untuk semua masalah kehidupan (iatrogenesis sosial).

Ketiga, merampas kearifan asli masyarakat untuk mengatasi sendiri masalah-masalah kematian, penderitaan, dan kesakitan (iatrogenesis kultural).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun