Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menimbang Penghargaan Bahasa untuk Anies Baswedan

5 Agustus 2022   09:28 Diperbarui: 5 Agustus 2022   10:54 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Dokumentasi Pemprov DKI Jakarta via kompas.com)

Intinya, menurut Illich, rumah sakit itu bagian dari kekuatan yang "membuat warga masyarakat jadi sakit". Nah, karena itu ada benarnya bila Anies menggunakan istilah "rumah sehat", bukan?

Walau saya jadi bingung juga, karena saru dengan konsep "rumah sehat" pedesaan versi Ditjen Cipta Karya PU tempo dulu. "Rumah sehat" versi Cipta Karya itu nesti memenuhi minimal tiga syarat: pencahayaan baik, aliran udara baik, dan pembuangan limbah baik.

Mungkin ada yang bertanya. Apakah Anies benar-benar melaksanakan empat konsep pembangunan tersebut di Jakarta?

Seberapa banyak unit "rumah lapis" dibangun?

Seberapa banyak unit rumah di bantaran sungai  "digeser"?

Seberapa panjang jalur "naturalisasi sungai" yang direalisasi?

Seberapa banyak rumah sakit daerah menjalankan filosofi "rumah sehat"?

Saya pikir, serahkan pertanyaan itu kepada DPRD Jakarta. Anggota dewan yang terhormat itu telah dipilih dan diupah rakyat untuk mencari jawabannya.

Intensi saya di sini hanya untuk menggugah lembaga kebahasaan Indonesia, entah itu Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek atau Pusat Pengembangan Bahasa sesuatu universitas, agar sudi kiranya mempertimbangkan penghargaan bahasa (politik pembangunan) untuk Anies Baswedan.

Alasannya, Anies sudah menciptakan inovasi bahasa pembangunan di Jakarta. Kata/frasa "rumah lapis", "penggeseran", "naturalusasi sungai", dan "rumah sehat" menurut saya sangat cerdas dan powerful. 

Saya jadi teringat kata-kata Anies waktu debat kampanye Pilgub Jakarta 2017: "Hati-hati dengan kata-kata".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun