Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Engkong Felix Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula

27 Juni 2022   20:58 Diperbarui: 27 Juni 2022   21:53 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diambil dari shutterstock.com

Kalau ada orang Jawa mengaku "sudah jatuh tertimpa tangga pula", kamu jangan percaya. Dia bohong. Itu "hil yang mustahal". Sebab rumah orang Jawa tak punya tangga.

Palingan juga rumah orang Jawa punya undakan. Dan kamu tak mungkin ketimpa undakan. Tapi kamu sangat mungkin menimpa undakan. Jika kakimu tersandung.

Pepatah "sudah jatuh tertimpa tangga" itu hanya mungkin jadi kenyataan pada warga etnik dengan rumah bertangga tinggi. Katakanlah warga etnik Melayu tempo dulu. Pepatah itu agaknya berasal dari sana. 

Tapi pepatah itu, dan kemungkinan faktualnya, berlaku juga untuk etnis Batak, tetangga Melayu Deli dan Melayu Riau. Kamu kan tahu, rumah adat Batak itu tangganya tinggi. 

Sebenarnya, kalau gak keterlaluan, sangat jarang orang yang sudah jatuh dari tangga rumah ketimpa tangga pula. Itu hanya mungkin jika tangganya rapuh dan kamu kejeblos jatuh  ke kolongnya. Itu berarti sengaja cari celaka. Udah tahu tangga rapuh, masih dinaiki juga. Mikir, dong!

Seorang dari manusia cilaka yang langka itu adalah Engkong Felix. Ya, dia itu benar-benar "sudah jatuh tertimpa tangga pula" di Kompasiana.  "Gak mungkin!" teriakmu tapi, dalam hati,  berharap itu terjadi. Karena kamu berpikir lansia jatuh dan tertimpa tangga itu lucu macam komedi slapstik  Charlie Chaplin. Iya, kan? Ngaku!

Straight to the point aja, ya. Kamu tahu Engkong Felix kan sedang  suka-sukanya menulis Novel Poltak. Eh, dengan alasan penyegaran Halaman Tulis, Admin membuang kanal Novel dari kategori Fiksiana Kompasiana. Itu kan ibaratnya Engkong jatuh (dari tangga). Perasaan Engkong, ya, begitulah. Keberatan, loe?

Tapi itu tak cukup rupanya. Kanal Humor juga digusur ke bawah kategori Life. Kamu tahu kategori Life itu macam apa? Itu adalah kategori yang bukan kategori. Pokoknya sapu jagadlah. Apa saja yang gak ada kategorinya, ya, masuk kategori Life.

Lha, gimana Engkong gak merasa tertimpa tangga. Kanal Humor yang tadinya kategori Hiburan tetiba masuk kategori "palugada" Life. Sakitnya itu sampai ke tulang-belulang. Kamu tahu kan, lansia itu massa otot tubuhnya menyusut. Jadi kalau tertimpa tangga, langsung klontang-klonting beradu dengan belulang. 

Dari dulu Engkong sudah bengok-bengok agar Humor itu masuk kategori Fiksiana. Sebab karya humor "Don Kisot" (Cervantes) dan "Si Lugu" (Voltaire) misalnya termasuk karya fiksi, bukan? Eh, bukannya didengar, malah Engkong didorong hingga jatuh ke bawah tangga.

Begitulah, sudah jelas, kan? Engkong Felix itu "sudah jatuh tertimpa tangga pula". Itulah nasib sial paling cilaka. Kamu gak akan kuat menanggungnya.  Sama seperti Engkong.

Kamu mau bilang Engkong lebay bombay? Ah, ya, tentu saja kamu gak bakal bisa berempati. Soalnya kamu bukan penulis Novel dan Humor di Kompasiana. Kamu itu penulis politrip dan politrik yang demen bikin judul mengandung angka. Karena kamu tahu, Admin senang mengganjar AU artikel dengan judul semacam itu.

Ah, sudahlah. Percuma juga menceritakan ini semua kepada kamu. Di negeri ini suara lansia tidak dihargai. Buktinya gak ada yang bayar untuk ikut demo bersama BEM. (eFTe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun