Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #089] Tangan Kiri Jangan Melihat Tangan Kanan

10 Mei 2022   05:25 Diperbarui: 10 Mei 2022   11:43 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa)

Berta tak bisa menyembunyikan awan mendung di wajahnya. Nada suaranya tak bisa menutupi kesedihannya Tapi juga tak menutupi ketulusan hatinya. Rela mengorbankan kepentingan diri demi ayahnya.

"Berta, kamu anak yang berbakti, Nak," puji Guru Arsenius, kagum.

"Santabi, Gurunami.  Santabi, teman-teman. Aku terpaksa tidak bisa ikut darmawisata bersama kalian."

Kelas hening. Semua diam tercenung. Menahan rasa kecewa yang tiba-tiba menikam hati. Tidak adakah jalan keluar agar semua murid bisa ikut darmawisata?

Berta bukannya tak berjuang.  Berdua dengan Tiur, setiap hari Minggu dia berjualan goreng pisang di depan Gereja HKBP Hutabolon. Goreng pisang bikinan mereka selalu habis dibeli umat sekeluar dari gereja. 

Labanya, dibagi dua. Lalu ditabung sedikit demi sedikit menjadi bukit. Hingga mencukupi untuk biaya darmawisata.

"Santabi, Gurunami."  Poltak memecah keheningan.

"Ya, Poltak."

"Aku ada usul, Gurunami.  Bagaimana kalau kita mandurung untuk membantu Berta." 

Poltak mengusulkan untuk mandurung. Mengumpulkan durung-durung, kolekte, seperti dalam kebaktian di gereja.

Guru Arsenius terdiam sejenak. Menimbang-nimbang usulan itu. "Anak-anak, siapa yang setuju dengan usulan Poltak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun