Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Para Pembaca Emosional di Kompasiana

29 Oktober 2021   05:24 Diperbarui: 29 Oktober 2021   05:55 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantas siapakah pembaca emosional di Kompasiana? Mungkin kita semua, Kompasianer dan Non-Kompasianer. Sebab kita semua punya pikiran dengan dua sisi, rasional dan emosional. Kalau yang dominan sisi emosi, maka kita pembaca emosional. Jika rasio yang dominan, berarti kita pembaca rasional. 

Cara mengeceknya gampang. Kalau memilih dan membaca artikel di K berdasar sentimen, berarti pembaca emosional. Jika memilih dan membaca artikel berdasar  manfaat, berarti pembaca rasional.

Ambil kasus artikel-artikel polemik K-Rewards yang masih hangat di K. Saat memutuskan mengklik dan membaca artikel-artikel itu, apa pertimbangan pertama yang mendasarinya? 

Pilih jawaban: (a) aku berteman/kenal dengan penulisnya, (b) judul artikelnya menarik/mewakili isi hati atau perasaanku, (c) topiknya sesuai kegemaran atau minatku, (d) judul artikelnya menawarkan manfaat bagiku. 

Saya duga, jawabanmu adalah (a) dan atau (b). Itu alasan emosional. Kalau pilih jawabab (c) atau (d), berarti perilaku menyimpang.

Pertanyaan serupa berlaku juga bagi para pembaca artikel spoiler manga di K. Entah mereka Kompasianer atau bukan. Dari empat pilihan tadi, hampir pasti alasan utamanya karena topik artikel itu sesuai kegemarannya pada manga.

Maka puluhan atau ratusan ribu penggemar manga, yang tergabung dalam berbagai komunitas, pasti langsung melahap setiap artikel yang mengulas manga kegemarannya. Tak perduli siapa penulis dan mutu tulisannya. Itu jelas emosional.

Apakah saya sedang mengatakan artikel-artikel polemik K-Rewards dan spoiler manga itu bermutu rendah? Tentu saja begitu. Faktanya, Admin K tak menaikkannya ke ruang AU, bukan?

Apakah buruk menjadi pembaca emosional? Saya tak hendak menghakimi. Tapi saya melihat sedikitnya dua ketakbaikan. 

Pertama, pembaca emosional cenderung menjadi korban eksploitasi para penulis clickbait. Semata-mata untuk tujuan mendulang views. Penulis meraup cuan, pembaca emosional gigit jari.

Kedua, jibunan views pembaca emosional bisa menimbulkan tirani mayoritas. Misalkan ada dua artikel dengan topik sama di K, satu menjadi  "Terpopuler" dan satunya lagi AU tapi gagal populer (macam ini banyak juga). Lalu muncul kesimpulan, artikel "terpopuler" itulah yang "benar" karena ia dibaca banyak orang.  Ini argumen sesat, argumentum ad populum atau appeal to the majority. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun