Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Daun Pisang untuk Net-Zero Emissions

24 Oktober 2021   23:44 Diperbarui: 25 Oktober 2021   00:10 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisa dicuci dan digunakan lagi setelah kering (Dokpri)

Daunnya digunakan untuk pembungkus aneka panganan. Lemper ayam, arem-arem, lepat, lupis, nagasari, ketimus, dan aneka pepes.

Juga digunakan untuk alas makanan pada momen bancakan, makan rame-rame. Atau sekadar alas lauk ikan yang baru dibakar atau digoreng.

Baru-baru ini Poltak punya inovasi baru di bidang penggunaan daun pisang. Bosan dengan daun pisang segar, dia coba bikin daun pisang kering.

Caranya begini. Ambil daun pisang termuda yang baru mekar di pucuk pohonnya. Warnanya harus masih hijau pupus. Pencirinya, daun di pangkal pelepahnya masih bergelung.

Lalu keringkan daun pisang dengan tulang daunnya di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung. Misalnya di teras rumah. 

Tunggu sekitar dua minggu. Hasilnya adalah daun pisang kering yang lentur, tidak mudah sobek, berwarna coklat muda.

Daun pisang muda yang sudah kering sempurna, siap pakai (Dokpri)
Daun pisang muda yang sudah kering sempurna, siap pakai (Dokpri)

Poltak takjub karena daun pisang kering itu ternyata bisa digunakan sebagai pengganti kertas. Bisa untuk alas ikan yang baru digoreng atau dibakar. Menggantikan fungsi kertas tisu atau kertas makan.

Daun pisang kering jadi alas saji ikan bakar (Dokpri)
Daun pisang kering jadi alas saji ikan bakar (Dokpri)

Hebatnya lagi, daun pisang kering itu ternyata bisa dicuci. Lalu digunakan kembali setelah kering.

Bisa dicuci dan digunakan lagi setelah kering (Dokpri)
Bisa dicuci dan digunakan lagi setelah kering (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun