Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #066] Tersesat di Hutan Pinus

16 Juli 2021   17:23 Diperbarui: 16 Juli 2021   20:08 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa)

"Jangan banyak-banyak! Nanti terlalu berat, tambah pendek pula kau!" ledek Bistok. Entah di mana posisinya.

Anak-anak Panatapan terbiasa mencari ranting kering di hutan pinus untuk keperluan kayu bakar.  Caranya bisa menggunakan galah pengait atau memanjat pohon untuk mematahkan ranting-ranting kering.  Anak perempuan pakai galah, anak laki memanjat.

"Oiii!  Sudah sore! Cukup dulu! Kita pulang!"  Dumaria berteriak mengingatkan.  Itu berarti semua anak hurus berkumpul di titik yang sudah ditentukan sebelumnya.

"Sudah kumpul semua? Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh. Bah! Kurang satu orang! Kita kan berdelapan tadi!"  Dumaria kebingungan.  Cemas karena hitungan tak genap delapan.

"Delapan!"  Poltak berteriak sambil melontarkan buah pinus, tepat jatuh di ubun-ubun Dumaria.

"Bah, jangan kurangajar kau sama namboru, Poltak!"  tegur Dumaria.  Tak urung dia terkikik juga karena lupa menghitung dirinya sendiri.

Mereka jalan beriring pulang dari tengah hutan pinus sambil menyunggi ikatan kayu bakar di kepala masing-masing.  Dumaria berada di posisi paling belakang, untuk memastikan tidak ada anak yang tertinggal di dalam hutan.

"Namboru, aku kencing dulu."  Poltak minta ijin berhenti kencing sebentar.  Diturunkannya ikatan kayu bakar dari kepala, lalu disandarkan pada batang pohon pinus di tepi jalan tikus.

"Jangan lama-lama, Poltak.  Namboru tunggu kau!"

"Olo, namboru!"

Matahari sudah sangat condong ke barat, sekitar pukul empat sore, ketika rombongan anak-anak pencari kayu bakar itu tiba kembali di Panatapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun