Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #033] Tragedi Peragaan Mata Angin

4 Desember 2020   15:50 Diperbarui: 4 Desember 2020   17:23 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bagus! Kau harus hafal mata angin.  Kalau tidak, kau bisa tersesat di angkasa."

"Srot." Poltak spontan menoleh ke kanan, ke arah hidung Polmer.  Tak ada ingus meler di sana.  Luar biasa, kecepatan lesap ingus Polmer melebihi kecepatan suara.

"Tapi sebelum itu, kau harus bisa kendalikan ingusmu. Tak adalah itu pilot ingusan."

"Poltak! Maju!"  Guru Barita menunjuk murid pertama.

"Bah, aku pula," rutuk Poltak dalam hati.  Begitulah Guru Barita.  Dia selalu menunjuk murid selalu acak.  Tidak pernah tertib menunjuk mulai dari bangku terdepan atau berdasar urutan nama dalam daftar murid.

"Bawa tongkatmu!"

"Apa pula maunya guru kami ini," Poltak membathin sambil bergegas ke depan kelas.

"Tunjuk dengan tongkatmu delapan penjuru mata angin."

"Timur, tenggara, selatan, barat laut, barat, barat daya, utara, timur laut!" 

"Salah!" Guru Barita mendekat. "Sini tongkatmu!"   Hanya sekedipan mata setelah berpindah tangan, tongkat kayu itu sudah mendarat di bokong Poltak.

Akhirnya berguna juga tongkat kayu itu. Bukan untuk memukul babi, kakus menguik itu.  Tapi memukul murid yang keliru dalam pelajaran.  Poltak adalah korban pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun