Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #029] Tuah Perjanjian Hariara Hapuloan

11 November 2020   19:01 Diperbarui: 12 November 2020   07:39 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kita akan satu kelas!"  Binsar dan Bistok kompak bersorak gembira, menebas kalimat Poltak. 

Bah, ternyata tinggal kelas itu peristiwa gembira. Bukan peristiwa sedih. 

Setidaknya hal itu berlaku untuk diri Binsar dan Bistok. Akan halnya perasaan bapak-ibunya, bukan urusan mereka.  

"Kami tinggal kelas bukan karena dodong, Poltak."

"Bah, kalau bukan karena dodong, lalu karena apa?" Poltak membathin.  Sambil terheran-heran, karena Binsar dan Bistok tahu pertanyaan dalam kepalanya.

"Poltak, coba kau ujarkan lagi perjanjian hariara hapuloan,"  pinta Binsar.

"O, Dewata Awal Maha Agung. Inilah perjanjian disaksikan matahari, yang kami ikat di pohon hariara hapuloan yang keramat ini. Mulai pada hari ini sampai hari yang akan datang, tali persahabatan kami bertiga tidak akan pernah putus. Bertiga kami menjadi satu, satu hati, satu derita, satu rejeki."

"Nah, itu dia. Bertiga kita menjadi satu. Satu hati, satu derita, satu rejeki.  Satu kelas."  Binsar menegaskan.

"Paham kau, Poltak?" Bistok minta penegasan.

"Bah! Macam mana pula ini." Garuk-garuk kepala, Poltak menggumam, bingung.  Mendadak dia merasa dirinya anak paling dodong sedunia.

Belum sempat menjawab apa pun, karena memang tak perlu jawaban, Binsar dan Bistok sudah kompak merangkul pundak Poltak, kiri dan kanan.  Lalu menghelanya berlari pulang menyusur jalan kampung.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun