Mohon tunggu...
Agung Nugroho
Agung Nugroho Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman IPB

Wonogiri, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Merancang Pertanian 2030

11 Agustus 2020   20:56 Diperbarui: 11 Agustus 2020   21:04 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Interaksi sinergi dan rancangan petak

Sistem introduksi refugia, tetragonula, dan biomulsa ini dapat diaplikasikan hampir keseluruh jenis pertanaman baik skala kecil, sedang, maupun besar. Selain tanaman hortikultura, pertanaman buah-buahan juga dapat diaplikasikan sistem ini mengingat interaksi refugia, tetragonula dan bunga buah-buahan sangat berkaitan erat dalam peningkatan produksi. 

Refugia sebagai penolak hama, Tetragonula sebagai peningkat produksi, Biomulsa untuk konservasi tanah. Tetragonula berhubungan dengan Refugia maupun Biomulsa. Ketiga-tiga aspek introduksi memiliki peran masing-masing untuk menciptakan rekayasa ekologi yang lebih kompleks dibandingkan sistem monokultur yang umum digunakan pada pertanaman di Indonesia.

Penanaman refugia cocok untuk ditempatkan pada pinggiran sepanjang  pertanaman (Border). Tanaman paling pinggir dapat diisi dengan refugia Tagetes erecta karena menimbulkan efek repellent terhadap serangga hama karena baunya (Kusheryani 2006). 

Tanaman ini cepat tumbuh dan seringkali dianggap gulma, konservasi Tagetes juga memberi keuntungan untuk digunakan sebagai biopestisida nabati karena mahkotanya mengandung -terthienyl, yang dapat menghambat bakteri gram positif dan jamur (aktivitas bakterisida dan fungisida) sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan penyakit tanaman (Vasudevan et al. 1997). Border sisi luar dapat ditambahkan refugia babadotan (Ageratum conyzoides), Ajeran (Bidens pilosa L.), Widelia (Widelia trilobata) karena juga bersifat mudah/cepat tumbuh.

Border yang lebih dalam dapat diisi dengan refugia untuk mengkonservasi musuh alami dengan berbagai pilihan seperti Ocimum sanctum (Kemangi), Crhysantemum coccineum (Krisan) dan Cosmos caudatus (Kenikir) yang mudah didapatkan diberbagai tempat. 

Dapat dipadukan  tanaman refugia budidaya semusim kacang tanah (Arachis hypogaea), ataupun wijen (Sesamum indicum). Bunga matahari dapat digunakan pada border lebih dalam untuk mencegah datangnya penyakit tanaman oleh angin, karena bentuk tanaman ini tinggi, selain itu perbungaan bunga matahari disukai oleh tetragonula.

Kotak rumah lebah Tetragonula dapat diletakkan menyebar di titik-titik pojok pertanaman. Tetragonula akan banyak mengunjungi berbagai tanaman refugia yang ditanam. Untuk menjamin keberadaannya dapat ditanam refugia yang berbunga sepanjang tahun pada border luar yaitu bunga kertas (Zinnia elegans) di beberapa titik.

Biomulsa ditanam pada pertanaman utama. Biomulsa penutup tanah dapat dijadikan tanaman sela samping, atau tumpang sari. Sistem  tumpang sari akan mampu memaksimalkan potensi dari tanaman apabila kedua jenis tanaman yang ditumpangsarikan saling melengkapi. Kacang-kacangan penutup tanah merupakan pilihan yang sesuai karena kompetisiya rendah dan bisa sebagai pupuk hijau (Daellenbach et al., 2005).

Keberadaan sistem refugia berbunga, tetragonula dan biomulsa ini juga mampu memberikan nilai estetika dan rekreasi sehingga dapat dikembangkan sebagai wisata pertanian.

Aspek penunjang dan pengembangan berbasis sumber daya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun